Hoaxbuster: Tak Benar Residen Anastesi Meninggal karena Corona di RSHS Bandung

20 Maret 2020 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hoaxbuster Residen Anastesi di RSHS Bandung meninggal karena corona. Foto: Dok. RSHS Bandung
zoom-in-whitePerbesar
Hoaxbuster Residen Anastesi di RSHS Bandung meninggal karena corona. Foto: Dok. RSHS Bandung
ADVERTISEMENT
Media sosial heboh dengan beredarnya rekaman suara berdurasi 3 menit 35 detik berisi suara perempuan yang mengeluhkan mengenai kondisi di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung sejak merebaknya virus corona.
ADVERTISEMENT
Dalam rekaman tersebut, perempuan yang mengaku bernama Intan mengatakan kondisi di RSHS telah begitu parah bahkan wilayah sekitar Jalan Sukajadi, Bandung, telah menjadi zona merah.
Dalam rekaman tersebut, dia juga memprediksi wabah corona bakal mencapai puncaknya pada bulan April mendatang. Katanya bakal banyak orang yang terkena corona tidak tertolong karena minimnya alat pelindung diri dan ruangan di RSHS yang tak mencukupi.
Selain itu dia mengatakan bahwa ada residen anestesi yang meninggal karena COVID-19 di RSHS. Sejumlah petugas kesehatan diisolasi dan ada 5 suspect corona. Dia juga mengimbau pada masyarakat agar tidak keluar rumah untuk sementara waktu. Sesekali, ucapan itu disertai isak kesedihan.
Petugas ambulans yang mengenakan pakaian hazmat Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Direktur Utama RSHS Bandung, Nina Susana Dewi, membantah adanya isi rekaman tersebut. Dia menegaskan, tidak ada residen anestesi yang meninggal dunia dan tidak ada petugas kesehatan yang diisolasi.
ADVERTISEMENT
Petugas kesehatan yang kontak erat dengan pasien positif bakal ditindaklanjuti sesuai dengan pedoman pencegahan dan penanggulangan Kementerian Kesehatan. 10 petugas kesehatan telah dites COVID-19 dengan hasil negatif.
"Tidak benar ada residen anestesi yang meninggal karena COVID-19. Sampai saat ini tidak ada petugas kesehatan yang diisolasi dan tidak ada 5 yang suspek. Adapun bagi petugas kesehatan yang kontak erat dengan pasien positif sesuai pedoman pencegahan dan penanggulangan COVID-19 Kementerian Kesehatan," kata Nina melalui keterangan tertulis, Jumat (20/3).
"Mereka tergolong dalam ODP (Orang Dalam Pemantauan) yang dijamin dan dipantau kesehatannya oleh manajemen RSHS. 10 orang petugas kesehatan telah dotes COVID-19 dan seluruhnya negatif," lanjut dia.
Direktur Utama RSHS Bandung, Dr. R Nina Susana Dewi. Foto: kumparan
Lebih lanjut, Nina menambahkan, pasien yang meninggal dunia telah diinformasikan melalui media massa. Mereka yang meninggal dunia disebabkan adanya penyakit penyerta. Akan tetapi, Nina tidak menyebutkan secara rinci penyakit penyerta yang dimaksud.
ADVERTISEMENT
Nina menambahkan, pihaknya telah menerapkan hygiene sanitasi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sehingga menjamin keamanan dan keselamatan petugas maupun masyarakat yang berada di lingkungan sekitar RSHS.
Diketahui, terdapat tujuh pasien positif yang dirawat di RSHS. Satu pasien telah sembuh sedangkan satu lainnya meninggal dunia pada Kamis (19/3) siang.
"RSHS telah memberlakukan pengelolaan hygiene sanitasi yang sesuai dengan standar," terang Nina.
Terakhir, Nina mengimbau masyarakat agar berhati-hati dalam menerima informasi terkini mengenai penyebaran virus corona. Informasi yang valid tentang penanganan corona di RSHS dapat dilihat melalui website rshs.or.id, akun Facebook rshsbdg, Instagram @rshs_bandung ataupun akun Twitter @rshsbdg.
"Kami mohon agar selalu berhati-hati dalam menerima infomasi. Pastikan infomasi yang didapat valid," kata dia.
ADVERTISEMENT
Berikut ini kutipan dalam rekaman suara yang isinya disangkal RSHS tersebut:
"Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barrakatuh, semuanya Mamah, Bapak dan Dede, mbak Nia, Mas Dian sama Dede Shafar semoga semuanya dalam keadaan sehat hari ini, semoga semuanya masih dilindungi oleh Allah SWT di mana pun berada. Mba intan di sini mau kasih tau bahwa di Rumah Sakit Hasan Sadikin itu sekarang kondisinya semakin parah bahkan di arah Sukajadi PVJ dan sekitarnya sudah menjadi red zone dan info terkini dari temen Intan sendiri di Rumah Sakit Hasan Sadikin sudah ada yang meninggal pasien dan sudah ada yang meninggal residen anastesi atau mahasiswa yang sedang kuliah spesialis dan itu temen kita sendiri. Lalu ada juga yang udah diisolasi dari temen kita sendiri ada dua lalu ada juga yang sudah dipantau terus lima orang, itu suspect juga. Sementara temen-temen Intan yang masih sehat sudah tidak boleh pulang ke rumah karena dianggap terpapar.
ADVERTISEMENT
Intan mohon dengan sangat untuk Dede, Dede jangan dulu main ya ke luar apalagi ada orang dari luar untuk tamu atau siapapun itu lebih baik dihindari dulu atau bicara di luar sebentar saja lalu diam di rumah karena bahaya sekali virusnya sudah semakin parah, semakin hari semakin parah. Mohon semuanya mudah-mudahan bisa menjaga social distancing dan menjaga semuanya.
Demikian, semoga selalu dalam lindungan Allah, sehat semua yang kuat karena wabah virus ini masih terus berlanjut dan apabila seseorang pada hari ini masih sakit atau tidak ada gejala, itu bukan negatif. Karena dari perjalanan penyakitnya, virus tersebut akan menginvasi seseorang lalu akan ada timbul Corona kemungkinan dua Minggu ke depan, jadi nanti pada bulan April awal sampai April tengah itu adalah puncaknya banyak orang yang terkena gejala Corona ini dan kemungkinan besar ditakutkan tidak tertolong karena alat pelindung dasar dokter juga terbatas lalu ruang di RSHS sudah penuh.
ADVERTISEMENT
Mudah-mudahan semuanya terjaga, jadi stay at home, diem di rumah jangan ke mana-mana kalau tidak penting-penting banget, gak usah. Kecuali kalau misalnya dirasa penting sekali, dirasa penting silakan menggunakan masker keluar lalu setelah sampai rumah jangan lupa membersihkan diri sebelum bersentuhan dengan orang lain, terima kasih semuanya, Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh"