Hoaxbuster: Tidak Benar Vaksin COVID-19 Mengakibatkan Penyakit Neurodegeneratif

2 April 2021 11:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Sebuah unggahan di media sosial Facebook mengeklaim bahaya vaksin COVID-19 yang dapat menimbulkan penyakit neurodegeneratif, yang disebabkan oleh Prion.
ADVERTISEMENT
Untuk meyakinkan klaim itu, terdapat gambar yang menampilkan hasil penelitian soal tingkat keamanan vaksin COVID-19 yang rendah dengan adanya dampak penyakit tersebut.
Berikut narasi yang ditulis bila diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia:
Vaksin Covid19 dapat menyebabkan Penyakit Prion, yang bisa kita sebut sebagai Mad Cow Disease. Ketika Anda membaca lebih banyak tentang bagaimana terapi gen eksperimental ini menginduksi Penyakit Prion, vaksin itu akan menggerogoti otak, perlu diingat bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika memiliki jutaan dolar wajib pajak yang didedikasikan untuk program kesiapan zombie.
Hoax Buster: Tidak Benar Vaksin COVID-19 Mengakibatkan Penyakit Neurogeneratif. Foto: Facebook/USAToday
Faktanya, ditelusuri lewat pencarian Google, sumber di balik klaim tersebut adalah makalah berjudul "Vaksin Berbasis COVID-19 RNA dan Risiko Penyakit Prion," yang ditulis oleh J. Bart Classen.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dikutip dari USAToday Prion adalah suatu varian abnormal protein pada otak yang dapat menyebabkan penyakit neurodegeneratif fatal pada mamalia, termasuk manusia.
Mad Cow Disease atau Penyakit Sapi Gila dapat ditularkan melalui konsumsi produk hewani yang terinfeksi. Protein yang salah lipatan tersebut akan menumpuk dan menggumpal, sehingga berdampak pada gangguan memori hingga kesulitan bergerak.
Bertentangan dengan klaim Classen, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 dapat menyebabkan penyakit prion atau penyakit neurodegeneratif lainnya.
Vaksin COVID-19 yang sudah mendapat izin darurat penggunaan di masing-masing negara telah melalui serangkaian uji klinis.
Berbeda dari klaim yang disampaikan dalam unggahan tersebut, sampai saat ini di Amerika Serikat tidak ada kasus yang dilaporkan ke Sistem Pelaporan Kejadian Merugikan Vaksin atau VAERS.
ADVERTISEMENT
"VAERS belum menerima laporan penyakit terkait prion, penyakit Alzheimer, atau amyotrophic lateral sclerosis (ALS) setelah vaksinasi COVID-19," kata Martha Sharan, juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, dikutip dari PolitiFact.
Angela Rasmussen, ahli virologi yang berafiliasi dengan Universitas Georgetown, mengatakan bahwa makalah Classen tidak memiliki bobot ilmiah seperti klaimnya.
"Jurnal artikel yang diterbitkan bukan jurnal yang memiliki reputasi atau dapat diandalkan," tutur Rasmussen seperti dikutip dari USAToday.
==
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona