Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Hoaxbuster: Website Corona Belanda Diluncurkan sebelum Adanya Pandemi
17 Oktober 2021 13:03 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Beredar unggahan yang berisi klaim website corona milik pemerintah Belanda , coronacheck.nl, dibuat sebelum adanya pandemi di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Narasi itu bermula, ketika seorang pengguna media sosial menunjukkan waktu pembuatan domain website tersebut, yakni pada 25 Februari 2020. Sementara itu, kasus pertama di Belanda terdeteksi pada 27 Februari 2020.
Dari temuan itu, kemudian beredar klaim bahwa Belanda telah membodohi warga negaranya.
“Sekali lagi pertanyaannya: apakah kita dibodohi? Kasus corona pertama terjadi di Belanda pada bulan Februari dan nama domain coronacheck.nl sudah terdaftar sebulan sebelumnya,” tulis netizen.
Cek Fakta
Dikutip dari Reuters, Belanda mendeteksi kasus pertama COVID-19 pada 27 Februari 2020. Sementara itu, website corona Belanda, berdasarkan dari organisasi pendaftaran website, terdaftar pada 25 Februari 2020.
Meski begitu, hal itu bukan berarti, Pemerintah Belanda telah memiliki informasi dan dampak COVID-19. Kemenkes Belanda menegaskan domain tersebut telah didaftarkan oleh pihak ketiga. Lalu, domain itu diakusisi oleh negara.
ADVERTISEMENT
“Domain coronacheck.nl didaftarkan oleh orang lain pada Januari 2020, satu tahun dua bulan sebelum pemerintah Belanda meluncurkan situs web dan aplikasi mereka," ujar juru bicara kementerian tersebut kepada Reuters.
Ia menambahkan, Pemerintah Belanda mengambil alih domain coronacheck.nl pada tanggal 15 Februari 2021, lebih dari setahun setelah domain tersebut didaftarkan oleh orang lain.
"Persiapan pertama untuk dukungan digital untuk pengujian COVID-19 dilakukan pada November 2020. Pengembangan aplikasi CoronaCheck dimulai pada Januari 2021. Versi pertama aplikasi diluncurkan pada 24 Maret 2021," pungkasnya.
Kesimpulan
Jadi, klaim yang menyebutkan Pemerintah Belanda telah mengetahui informasi seputar corona karena pendaftaran website lebih dahulu daripada kasus pertama COVID-19 merupakan kurang tepat. Sebab, klaim itu memiliki konteks yang berbeda dari aslinya.
ADVERTISEMENT