Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Hobi ‘Ngetem’ Angkutan Umum, Sebabkan Macet Hingga Rugikan Penumpang
24 Agustus 2018 7:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB

ADVERTISEMENT
Hari demi hari angkutan umum selalu menjadi pilihan bagi masyarakat yang tidak menggunakan kendaraan pribadi. Selain karena harga yang terjangkau, varian dan jumlahnya pun juga banyak sehingga tak perlu waktu yang lama untuk menunggu kedatangannya.
ADVERTISEMENT
Terkhusus bagi warga Sumut, angkutan umum yang sering dijumpai adalah becak, angkutan kota (angkot), ojek, dan bus. Apalagi dengan sedikitnya rute kereta yang tersedia, membuat angkot dan bus menjadi pilihan favorit untuk melancong antarkabupaten.
Dengan banyaknya peminat angkutan umum, ekspektasi terhadap turunnya tingkat kemacetan pun ikut meninggi. Namun, kenyataannya tak sedemikian. Malah sebagian besar penyebabnya adalah angutan umum.
Kasubdit Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan menuturkan di wilayah Sumut, angkutan umum banyak yang sepele dengan aturan-aturan lalu lintas, sehingga banyak yang melakukan pelanggaran.
"Dibandingkan dengan pengemudi kendaraan pribadi, pengemudi angkutan umum lebih banyak yang menyalah," ujar pria yang akrab disapa Nainggolan itu kepada kumparan, Kamis (23/8).
Pelanggaran yang dilakukan pun beragam, mulai dari kebut-kebutan di jalan, menerobos lampu lalu lintas, melaju di jalur yang salah, berhenti di persimpangan, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Kemacetan yang paling sering terjadi biasanya disebabkan oleh seringnya angkot ataupun bus yang berhenti di persimpangan dengan durasi waktu yang cukup lama (ngetem). Biasanya alasan yang selalu digunakan oleh sopir adalah untuk menunggu penumpang lain. Namun, ia tak tahu bagaimana efek tindakannya itu terhadap kondisi jalanan.
Tidak hanya bagi pengguna jalan lain, bahkan bagi penumpangnya sendiri pun tindakan itu dianggap merugikan. Karena waktu mereka yang terbuang akibat menunggu lamanya waktu ngetem sopir angkutan.

Adel (21), salah seorang pengguna aktif angkutan umum mengaku sangat kesal dengan perilaku kebanyakan sopir angkot yang selalu dinaikinya. Selain sering tak mematuhi rambu lalu lintas, waktu ngetem sopir selalu menjadi malapetaka baginya ketika dikejar waktu.
ADVERTISEMENT
"Seringnya angkot tuh ngetem pas pagi sama sore. Yang di pagi ini, sering buat kesal, karena tiap dibilang bang, jalan la bang, dia selalu iyain, tapi enggak jalan juga. Itu kan buat rugi saya sebagai penumpang," ucap Adel dengan nada yang agak meninggi.
Tidak hanya Adel yang merasa jengkel, hal serupa pun dialami oleh seorang ibu beranak tiga bernama Novita Purba pada Rabu (22/8) lalu. Perempuan asal Pematang Siantar itu menjadi korban ngetem dari salah satu bus tujuan Bandara Kualanamu bernama Paradep.
Bus tersebut terjadwal untuk berangkat pada pukul 04.00 WIB. Dikarenakan lamanya waktu untuk menunggu penumpang yang lain, bus baru mulai bergerak pada pukul 05.20 WIB. Tak main-main, tiket pesawat dari dua penumpang nyaris lenyap disebabkan tindakan sopir tersebut.
ADVERTISEMENT
Tidak sabar dengan lamanya waktu yang sudah dihabiskan sopir, Novita mengambil langkah untuk membawa bus tersebut menuju bandara dan meninggalkan supir yang kemudian berlari-lari mengejarnya.
Dua kejadian tersebut terbilang cukup untuk menggambarkan betapa masih rendahnya tingkat profesionalitas sopir angkutan umum di Sumut dewasa kini. Karena tidak hanya minus untuk taat berlalu lintas, tapi juga dalam pemenuhan kepuasan konsumen.