Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Sebanyak tiga orang tewas dalam kerusuhan besar di Kaledonia Baru. Sepanjang Rabu (15/5), kerusuhan yang berujung penjarahan dan penutupan sekolah dan toko-toko tetap terjadi di wilayah kekuasaan Prancis di Pasifik itu.
ADVERTISEMENT
Keterangan mengenai kematian warga disampaikan juru bicara kantor kepresidenan Kaledonia Baru, Louis Mapou. Mereka menyebut laporan korban jiwa diterima dari pihak kepolisian.
Kerusuhan di Ibu Kota Noumea pecah akibat rencana perubahan aturan memilih di Kaledonia Baru. Pada Selasa (14/5), majelis rendah parlemen Prancis, National Assembly, mengesahkan perubahan aturan tersebut.
Dengan perubahan itu, maka warga Prancis yang sudah tinggal 10 tahun di Kaledonia Baru punya hak memilih. Hak itu sudah lama menjadi kekhawatiran bagi kelompok pribumi, Kanak, yang sebagian besar menginginkan perceraian dengan Prancis.
Atas kondisi Kaledonia Baru yang makin horor, Presiden Mapou dan Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta warga tenang. Mereka sama-sama menyerukan warga mengedepankan dialog.
Macron bahkan mengajukan dialog antara kelompok pro dan penolak kemerdekaan Kaledonia Baru.
ADVERTISEMENT
Kelompok politik pro-kemerdekaan, Front de Liberation Nationale Kanak et Socialiste (FLNKS), menyatakan menerima ajakan dialog dari Macron.
"Kami bersedia bekerja menuju satu kesepakatan yang mengizinkan Kaledonia Baru menuju jalur emansipasi," ucap FLNKS seperti dikutip dari Reuters.
Ibu Kota Makin Horor
Meski dialog sudah ditawarkan, salah seorang warga Ibu Kota, Lilou Garrido Navarro, mengatakan suara dentuman ledakan masih terdengar.
Pada saat bersamaan ia mengaku melihat gedung dan mobil-mobil dibakar massa. Navarro melihat jumlah pengunjuk rasa dan perusuh kini lebih besar dari pada polisi.
"Masalah sebenarnya adalah pemuda yang membuang, membakar, dan menjarah. Kami tak melihat ada polisi di lokasi," kata Navarro.
Salah satu toko asal Prancis yang beroperasi di sana, Decathlon, terpaksa menutup toko-tokonya. Sebab, toko mereka menjadi korban vandalisme, penjarahan sampai pembakaran.
ADVERTISEMENT
"Saya tidak tahu apakah kondisi akan membaik," ucap Garrido.