Hotman Paris: Kuasa 01 Bilang Hotman Akan Dibuat Nangis, Saya Malah Ketawa Lucu

Anggota Tim Pembela Prabowo-Gibran Hotman Paris Hutapea dan OC Kaligis mengikuti sidang perdana perselisihan hasil Pemilu (PHPU) atau Pilpres 2024 di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Rabu (27/3/2024). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan

Tim hukum Prabowo-Gibran, Hotman Paris Hutapea, buka suara terkait pernyataan Timnas AMIN yang ingin membuat dirinya menangis di sidang gugatan Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi.

MK hari ini, Senin (1/4), kembali melanjutkan sidang dengan agenda mendengarkan ahli dan saksi dari pemohon 01 yakni Anies-Muhaimin.

Setelah mendengarkan keterangan ahli dan saksi dari 01, Hotman mengaku dirinya hanya bisa tertawa.

"Kuasa 01 bilang Hotman akan nangis, dari tadi saya ketawa lucu," kata Hotman.

Anggota Tim Pembela Prabowo-Gibran Hotman Paris (tengah) berjalan untuk mendaftarkan diri sebagai pihak terkait dalam gugatan Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) ke Mahkamah Konstitusi (MK) di Jakarta, Senin (25/3/2024). Foto: Erlangga Bregas Prakoso/ANTARA FOTO

Pengacara kondang ini membeberkan mengapa dirinya hanya bisa tertawa selama sidang hari ini.

"Mereka apa ya, kacau balau buat saksi, mereka dalilkan KPU umur 40 tahun belum diubah, mereka lupa ada putusan MK 90 boleh asal pernah kepala daerah dan pasal 47 MK menyebut putusan MK berlaku sejak saat diucapkan," ucap Hotman.

Oleh sebab itu, Hotman Paris menilai KPU juga tidak perlu mengubah PKPU pendaftaran capres-cawapres. Ia hanya bisa terpingkal melihat kapasitas ahli dan saksi 01.

"Yang bikin lucu, mereka bilang Jokowi melanggar UU Korupsi, Bansos, APBN, gimana MK akan kabulkan permohonan mereka kalau Jokowi, menteri bukan pihak terkait perkara. MK bukan dalam kapasitas, maka saya ketawa," ucap Hotman.

Sebelumnya Juru Bicara Timnas AMIN, Iwan Tarigan, mengatakan akan membuat Hotman Paris menangis nanti.

"Hotman Paris akan kami buat menangis dan Otto Hasibuan akan masuk kamar," ujar Iwan dalam keterangan tertulis, Senin (26/3).

Iwan menjelaskan, hal yang diajukan oleh pihaknya ke MK terkait perselisihan tentang hasil pemilu. Dianggap adanya sejumlah tindakan yang mempengaruhi hasil akhir di TPS hingga KPU.