Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Houthi Beri Izin 64 Kapal yang Putus Hubungan dengan Israel Lintasi Laut Merah
22 Januari 2024 14:32 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kelompok bersenjata berbasis di Yaman, Houthi , pada Minggu (21/1) telah mengizinkan 64 kapal untuk bisa melintasi Laut Merah dengan aman. Perizinan diberikan usai kapal-kapal itu memasang spanduk bertuliskan bahwa mereka sudah memutus hubungan dengan Israel.
ADVERTISEMENT
Adapun sejak November lalu, Houthi menargetkan serangan ke kapal-kapal komersial terafiliasi Israel yang melintas di Laut Merah — tidak peduli dari negara mana mereka berasal. Houthi melakukan serangan ini sebagai bentuk protes atas agresi Israel di Jalur Gaza.
Dikutip dari Anadolu Agency, laporan bahwa sebanyak 64 kapal telah melintasi di Laut Merah dengan aman ini disampaikan Houthi dalam keterangan resmi. Dijelaskan, Houthi hanya akan menyerang kapal-kapal yang terafiliasi Israel — dan pelayaran kemarin adalah buktinya.
"Solusi paling sederhana yang memungkinkan kapal-kapal melintas dengan aman saat melintasi Laut Merah adalah dengan mengibarkan sebuah papan bertuliskan 'Kami tidak memiliki hubungan dengan Israel'," ujar salah seorang anggota Houthi, Mohamed Ali al-Houthi.
ADVERTISEMENT
"Solusi ini efektif karena 64 kapal telah berhasil menyeberangi laut dengan aman sambil mengibarkan tanda ini," tambahnya.
Sebelumnya, kapal-kapal terafiliasi Israel yang melintasi Laut Merah telah menjadi sasaran Houthi. Serangan Houthi sempat menargetkan kapal milik Amerika Serikat dan sekutunya, sehingga memicu sebuah serangan balasan ke dalam wilayah Yaman.
AS dan Inggris yang didukung sejumlah negara lainnya menargetkan serangan udara ke lokasi-lokasi kekuasaan Houthi, termasuk Ibu Kota Saana di Yaman. Menurut laporan media, sedikitnya lima orang tewas dalam serangan AS dan Inggris itu.
Eskalasi konflik yang semakin nyata di Timur Tengah pun berpotensi berdampak ke perekonomian dunia, seperti inflasi dan gangguan pada rantai suplai (supply chain) jika tidak segera diatasi.
ADVERTISEMENT
Adapun Laut Merah adalah salah satu rute perjalanan laut yang paling sering dilalui di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar — sekaligus biasa digunakan untuk transit antara Terusan Suez di Mesir dan Teluk Aden. Jika melintasi Laut Merah, maka kapal komersial bisa menghindari rute yang jauh lebih mahal dan lebih lama seperti pantai selatan Afrika.
Live Update