Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Houthi Sebut Serangan Udara Israel ke Yaman Tewaskan 4 Orang
30 September 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Serangan udara Israel di Yaman pada Minggu (29/9) menewaskan empat orang dan melukai lebih dari 30 orang lainnya. Kabar tersebut disampaikan oleh media kelompok Houthi di Yaman.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang target di wilayah pemberontak yang didukung Iran termasuk Hodeida.
TV Al-Masirah yang dikendalikan Houthi mengatakan seorang pekerja pelabuhan dan tiga insinyur tewas dengan 33 orang terluka. Ambulans dan tim penyelamat masih mencari orang hilang.
Militer Israel mengatakan pihaknya menyerang beberapa lokasi menargetkan Houthi di Yaman, termasuk di pembangkit listrik dan pelabuhan.
Serangan itu terjadi sehari setelah Houthi mengatakan mereka menargetkan Bandara Ben Gurion Israel dengan rudal.
"Dalam operasi udara skala besar hari ini, puluhan pesawat Angkatan Udara, termasuk jet tempur, pesawat pengisian bahan bakar, dan pesawat pengintai, menyerang target penggunaan militer rezim teroris Houthi di wilayah Ras Issa dan Hodeida di Yaman," kata juru bicara Militer Israel Kapten David Avraham dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.
ADVERTISEMENT
"IDF (militer) menargetkan pembangkit listrik dan pelabuhan yang digunakan untuk impor minyak," lanjutnya.
Pada bulan Juli, Israel juga menyerang pelabuhan Hodeida, yang menyebabkan kerugian yang menurut seorang pejabat pelabuhan sedikitnya USD 20 juta, setelah serangan pesawat nirawak Houthi menembus pertahanan udara Israel dan menewaskan seorang warga sipil di Tel Aviv.
Hodeida adalah titik masuk utama untuk bahan bakar dan bantuan kemanusiaan ke Yaman yang dilanda perang.
"Serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas serangan baru-baru ini oleh rezim Houthi terhadap negara Israel," tambahnya, setelah Houthi mengatakan mereka mencoba menyerang Ben Gurion saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tiba kembali dari New York.