Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ali tidak menyebut ponsel siapa yang diretas dan data apa yang diambil. Namun dalam keterangannya, Ali menyinggung soal informasi tentang KPK yang beredar belakangan ini di media sosial yang diklaimnya sebagai hoaks. Ali tak menjelaskan lebih lanjut.
"Saat ini sedang terjadi, sejak (10/4) pagi ponsel salah satu pimpinan KPK dan pegawai sedang di-hack," kata Ali dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/4).
Informasi yang dihimpun, Pimpinan KPK yang dimaksud ialah Firli Bahuri . Namun, KPK belum mengkonfirmasi soal hal tersebut.
Ali hanya menyebut bahwa peristiwa peretasan ini masih ditangani sistem IT KPK bekerja sama dengan Kemenkominfo.
"Permasalahan ini pun masih ditangani oleh IT KPK untuk pemulihannya. KPK juga sedang mengkoordinasikannya dengan pihak Kemenkominfo," imbuh Ali.
ADVERTISEMENT
Ali tidak menyebut dampak dari hack ponsel pimpinan tersebut. Ia hanya mengimbau masyarakat tidak agar tidak mempercayai begitu saja informasi yang tersebar.
"Akhir-akhir ini begitu banyak beredar informasi yang mengatasnamakan pimpinan ataupun insan KPK lainnya. Namun, setelah dilakukan cross check ternyata tidak benar," klaim Ali.
Ali berharap, masyarakat selalu waspada dan hati-hati terhadap berbagai penyebaran hoaks tersebut.
"Hoaks hanya akan memecah belah persatuan kita," ujarnya.
"Kami mewanti agar masyarakat terus berhati-hati jika ada modus-modus yang melanggar hukum dengan mengatasnamakan pimpinan ataupun pegawai KPK," pungkasnya.
Meski demikian, KPK tidak menjelaskan informasi apa saja yang beredar di medsos yang dinyatakan tidak benar itu
Nama Firli Bahuri saat ini sedang menjadi sorotan terkait dengan pemberhentian Brigjen Endar selaku Direktur Penyelidikan KPK yang diduga tak sesuai prosedur hingga soal dugaan kebocoran dokumen penyelidikan KPK. Dalam dugaan kebocoran itu, Firli Bahuri menjadi terlapor.
ADVERTISEMENT