Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Aktivis hak asasi manusia dan pengamat sosial-ekonomi, Harbrinderjit Singh Dillon atau HS Dillon , meninggal dunia pada Senin (16/9) di RS Siloam, Badung, Bali. HS Dillon meninggal di usia 74 tahun karena komplikasi jantung dan paru-paru.
ADVERTISEMENT
Pria keturunan India yang lahir di Medan, Sumatera Utara, 23 April 1945 itu, sepanjang hidupnya memiliki perhatian terhadap masalah kemajuan bangsa, khususnya masalah kemiskinan dan HAM.
Melalui pemikiran-pemikirannya di berbagai bidang, ia selalu mengajak siapa pun terlibat dalam kepentingan bangsa, tanpa memandang suku, ras, dan agama.
Atas berbagai jasanya, HS Dillon diganjar berbagai penghargaan baik dari pemerintah Indonesia maupun luar negeri.
Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan ke-70 RI, HS Dillon menjadi satu dari 18 tokoh yang menerima tanda jasa Bintang Mahaputera Utama dari pemerintah. Tanda jasa itu diserahkan langsung Presiden Jokowi di Istana Negara pada 13 Agustus 2015.
Pemberian penghargaan ini berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 83/TK/Tahun 2015 tanggal 7 Agustus 2015 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera. Penghargaan ini diberikan kepada para tokoh yang memenuhi tiga kriteria.
Pertama, berjasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa dan negara. Kedua, pengabdian dan pengorbanannya di bidang sosial, politik, ekonomi, hukum, budaya, ilmu pengetahuan, teknologi dan beberapa bidang lain yang besar manfaat bagi bangsa dan negara. Ketiga, darma bakti dan jasanya diakui secara luas di tingkat nasional dan internasional.
ADVERTISEMENT
Saat itu, HS Dillon menerima Bintang Mahaputera Utama bersama beberapa tokoh, mulai dari mantan Ketua KPK, Busyro Muqoddas; mantan Hakim Konstitusi, Achmad Sodiki; hingga mantan Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI (Purn) Masetio.
HS Dillon menerima Bintang Mahaputera Utama dari Jokowi sebagai Utusan Khusus Presiden untuk Penanggulangan Kemiskinan periode 2011-2014.
HS Dillon memang menaruh perhatian terhadap masalah kemiskinan, khususnya dalam menyejahterakan kaum petani. Latar belakangnya yang sejak kecil hidup di lingkungan pertanian dan perdesaan membuatnya tergerak memperjuangkan hak petani.
Di himpun dari berbagai sumber, Dillon secara fasih menyuarakan kesengsaraan para petani dan buruh perkebunan. Ia menganggap pertanian harus menjadi prioritas dalam proses pembangunan di Indonesia.
Berkat ide-idenya di bidang pertanian, Dillon terpilih menjadi orang Indonesia dan Asia pertama yang berhasil memenangkan pemilihan presiden dari Graduate Students of Agriculture Economics di Cornell University, Ithaca, New York, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Saat menempuh studi doktor di Cornell University pada 1983, HS Dillon fokus mendalami masalah ekonomi-pertanian. Ia mendapat gelar doktor di bidang ekonomi-pertanian dengan disertasi berjudul Growth with Equity: the Case of the North Sumatera Smallholder Development Project.
Berkat pemikirannya dalam mengatasi kemiskinan dan memperjuangkan hak petani, HS Dillon pernah mendapat mandat sebagai anggota Dewan Ekonomi Nasional pada 1999-2000, penasihat Menko Perekonomian Bidang Penanggulangan Kemiskinan pada 2001, dan Kepada Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan pada 2001.
Selain itu, alumnus S1 Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU) itu juga dianugerahi penghargaan bintang Jasa Pratama oleh Presiden ke-6 RI SBY, pada 15 Agustus 2007.
Sementara dari luar negeri, HS Dillon meraih Global Award dari Priyadarshni Academy di Mumbai, India. Ia dianggap sebagai keturunan India yang memberikan kontribusi di negara tempatnya tinggal.
ADVERTISEMENT