Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
Hujan dan Banjir di Myanmar Tewaskan 12 Orang
2 Agustus 2018 10:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
![Banjir besar di Myanmar. (Foto: AFP/Ye Aung THU )](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1533176512/bjtkn02kekranzgpdihu.jpg)
ADVERTISEMENT
Naiknya volume air di beberapa tanggul menyebabkan banjir besar di Myanmar . Fenomena yang disebabkan hujan deras telah berlangsung dari Rabu (2/7) lalu dan memakan korban jiwa 12 warga.
ADVERTISEMENT
Selain kehilangan nyawa, banjir di tenggara Myanmar memaksa 130 ribu warga di tempat tersebut meninggalkan rumahnya dan mengungsi ke tempat lebih aman.
![Banjir besar di Myanmar. (Foto: AFP/Ye Aung THU )](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1533176527/z2aiufkdg9835qpnjibd.jpg)
Di kota Maduk, Provinsi Bago, ketinggian air di tanggul hanya sekitar 2,5 cm dari puncak bendungan. Warga lokal mulai dilanda ketakutan akan datangnya banjir besar baru.
"Jika bendungan tidak dapat menahan banjir baru, maka akan banyak desa lain yang menghadapi bahaya," sebut ketua tim penyelamat Myanmar Hlaing Min Oo seperti dikutip dari AFP, Kamis (2/8).
"Untuk saat ini kecil kemungkinan volume air akan turun," sambung dia.
![Banjir di Myanmar (Foto: Ye Aung THU / AFP)](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1533057919/x7rdv11zlf9t8k1nlj55.jpg)
Sementara salah satu Direktur di Kementerian Sosial Myanmar Phyu Lei Lei Tun menyebut upaya evakuasi difokuskan ke empat provinsi di Myanmar yaitu Bago, Karen, Mon, dan Taninthari.
ADVERTISEMENT
Seorang nelayan lokal Win Kyu menyebut seluruh warga desanya khawatir dengan kondisi saat ini. Sebab, akibat hujan deras yang terus turun banjir besar bisa datang kapan pun.
"Kami punya pengalaman menghadapi banjir besar seperti pada 2000 lalu, tapi tahun ini lebih parah, jika ini terjadi, kami menghadapi tantangan besar untuk hidup," sebut dia.
Puncak musim penghujan dengan curah hujan tinggi tak cuma dihadapi Myanmar , tapi juga menerjang beberapa negara yang dilewati aliran sungai Mekong.
Negara tetangga Myanmar , Laos, tengah menderita banjir akibat ambrolnya tanggul yang menghancurkan sebuah desa serta menelan banyak korban jiwa.