HUT PGRI: Nadiem Ungkap Rencana untuk Guru ASN; Pelajar RI Masih Minim Literasi

4 Desember 2022 8:26 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mendikbud Nadiem Makarim saat melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mendikbud Nadiem Makarim saat melakukan rapat kerja dengan Komisi X DPR RI. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Mendikbudristek, Nadiem Makarim, membeberkan rencana Kemendikbudristek untuk guru ASN di tahun 2023. Hal itu disampaikannya dalam acara HUT PGRI sekaligus perayaan Hari Guru Nasional 2022 di Semarang, Sabtu (3/12).
ADVERTISEMENT
"Yang pertama, kolaborasi antara kami KemenPANRB, Kemenkeu dan dengan restu Pak Presiden jika pada Maret tahun depan Pemda tidak mengajukan formasi sesuai kebutuhan, maka pemerintah pusat yang akan melengkapi formasi tersebut," kata Nadiem di Semarang, Sabtu (3/12).
Nadiem juga akan melakukan koordinasi lintas kementerian untuk memastikan anggaran gaji dan tunjangan guru PPPK tidak digunakan untuk kebutuhan lain.
Selain dua hal tadi, Nadiem menjelaskan bahwa anggaran bagi guru ASN akan dikirimkan setelah pengangkatan guru honorer.
"Ketiga, anggaran bagi guru ASN PPPK hanya ditransfer ke PPPK setelah guru honorer diangkat," ujar Nadiem.
"Ini mendorong janji kami untuk memastikan kesejahteraan guru di negara ini terjamin," lanjutnya.
Selain bicara soal rencana untuk guru, Nadiem juga menyinggung sejumlah hal dalam acara tersebut. Apa saja?
ADVERTISEMENT
Nadiem Minta Pemda Segera Angkat Guru Penggerak
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim menyapa sejumlah guru saat menghadiri Puncak Peringatan HUT Ke-77 Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (3/12). Foto: Aji Styawan/Antara Foto
Nadiem mengatakan, salah satu program yang digagas pemerintah untuk meningkatkan kualitas tenaga pendidik melalui program Guru Penggerak.
"Kita punya 50 ribu Guru Penggerak, generasi baru yang siap menghasilkan perubahan. Saya minta semua kepala daerah mohon secepat mungkin mengangkat Guru Penggerak jadi kepala sekolah dan pengawas di setiap daerah. Kami juga menyediakan beasiswa khusus untuk guru untuk melanjutkan studi di kampus-kampus kelas dunia," kata Nadiem.
Selain lewat Guru Penggerak, Nadiem menggarisbawahi pentingnya kesejahteraan guru didorong melalui seleksi guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Nadiem pun mengakui ada banyak kekurangan dalam seleksi guru PPPK.
"Walau ada berbagai ketidaksempurnaan, tahun lalu 300 ribu guru honorer sudah diangkat menjadi PPPK. Tahun ini 320 ribu guru honorer akan diangkat jadi PPPK. Tapi memang banyak tantangan terkait penempatan formasi, banyak yang sudah lulus passing grade tapi enggak dapat formasi," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Untuk mengatasi hal tersebut, kami dorong pemda untuk mengangkat guru yang sudah lolos seleksi untuk memenuhi kebutuhan formasi guru di daerah," lanjutnya.
Nadiem: Pelajar Indonesia Masih Minim Literasi dan Critical Thinking
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menghadiri secara langsung pelaksanaan Festival Kampus Merdeka yang diadakan di Bali, Senin (14/11/2022). Foto: Dok. UGM
Masih dalam sambutannya, Nadiem mengatakan mewujudkan SDM unggul adalah cita-cita bangsa Indonesia yang sudah lama diimpikan.
"Tapi pelajar masih tertinggal dalam literasi dan numerasi, dalam minat membaca dan juga kemampuan menalar kritis," kata Nadiem.
Nadiem menilai, salah satu penyebabnya adalah karena kurikulum yang membatasi guru untuk mengembangkan pelajaran.
"Masa depan negara ada di tangan guru dan tanpa memberikan guru kemerdekaan, anak-anak gak kreatif dan inovatif juga. guru-guru kita yang kreatif dikekang oleh kurikulum yang kaku, dipaksakan implementasinya secara nasional, dan kecepatan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Pembenahan demi Pendidikan Inklusif di Indonesia
Mendikbudristek Nadiem Makarim di puncak perayaan Hari Guru. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Setiap anak di Indonesia, terlepas latar belakang ekonomi, sosial budaya, etnis, dan agama memiliki kesempatan dan hak yang sama untuk memperoleh pendidikan.
Nadiem menyadari pada masa sekarang sudah seharusnya pendidikan tak lagi memandang gender. Baik kaum laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama, serta penting bagi perempuan mendapatkan pendidikan sejak dini.
“Keterampilan yang dimiliki oleh perempuan yang berpendidikan bisa ikut mengangkat derajat kehidupan keluarga baik secara ekonomi maupun sosial,” tutur Nadiem.