Ibas Dukung Coding Masuk Mata Pelajaran SD-SMP

12 November 2024 18:43 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (tengah) mengacungkan jempol saat hadir untuk menyerahkan berkas pengajuan bakal calon legislatif (bacaleg) di Kantor KPU, Jakarta, Minggu (14/5/2023).  Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (tengah) mengacungkan jempol saat hadir untuk menyerahkan berkas pengajuan bakal calon legislatif (bacaleg) di Kantor KPU, Jakarta, Minggu (14/5/2023). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua MPR dari Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), mendorong coding atau bahasa pemrograman komputer masuk sebagai mata pelajaran di sekolah.
ADVERTISEMENT
"Mas Wapres, Pak menteri pendidikan akan masukkan coding dalam mata pelajaran," kata Ibas dalam paparannya di Program Kampus Merdeka di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (12/11).
Hal ini senada dengan yang disampaikan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka meminta Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti, agar disiapkan mata pelajaran coding murid-murid jenjang SD atau SMP.
Ilustrasi programming. Foto: Getty Images
Ibas menilai usulan ini tepat untuk mengejar ketertinggalan kemampuan anak-anak di Indonesia di bidang IT.
"Itu bagus bagi negara kita untuk kita bisa mengejar ketinggalan karena kita juga harus mengajarkan anak-anak didik kita sesuatu yang berbeda," ujarnya.
Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka memberikan arahan saat Rapat Koordinasi Evaluasi Kebijakan Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta, Senin (11/11/2024). Foto: Fauzan/ANTARA FOTO
Sebelumnya Gibran meminta Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mengadakan mata pelajaran "coding" untuk anak sekolah.
"Dan kemarin saya titip ke Pak Menteri di rapat terakhir kita, ini kalau bisa mungkin dititipkan SD atau SMP mungkin diterapkan juga sekolah pelajaran coding," ujar Gibran saat membuka rapat koordinasi Kemendikdasmen di Sheraton Gandaria, Jakarta Selatan, Senin (11/11).
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, Kemendikdasmen memang diketahui mengubah beberapa kurikulum. Di antaranya adalah wajib belajar 13 tahun dan pembelajaran matematika yang dimulai sejak taman kanak-kanak.