Ibu-Anak Rentan Jadi Korban Pinjol, Menteri PPPA Bakal Bahas Bareng Komdigi

22 Desember 2024 14:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi tiba di Polres Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi tiba di Polres Jakarta Selatan, Minggu (1/12/2024). Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Pemberdayaan Perlindungan Perempuan dan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi, akan menemui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) untuk membahas maraknya kasus ibu dan anak yang jadi korban pinjaman online (pinjol).
ADVERTISEMENT
“Kita akan berkoordinasi dengan Komdigi, karena beliau yang tahu secara IT, kalau kami lebih pada penguatan perempuan dan anaknya agar mereka tidak terlibat," katanya di Tangerang, Minggu, (22/12).
Menurutnya, imbas dari pinjaman online ini kompleks dan beragam dan bisa berujung pada kekerasan perempuan dan anak.
Untuk itu, Arifatul mengatakan kementeriannya sendiri memiliki program khusus untuk mengatasi kasus ini di antaranya dengan membuat call centre khusus untuk menangani kasus ini.
“Penguatannya ada di tiga program prioritas kami, pertama ruang bersama Indonesia, perluasan call center 129, dan penyediaan satu data perempuan dan anak di tingkat desa. Alhasil dengan ini, seluruh kasus kekerasan pada perempuan dan anak, terlebih akibat pinjol ini bisa ditekan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya ke Tangerang, Arifatul juga berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk mengetahui bagaimana kondisi dan penanganan pemerintah terkait kasus pinjol yang melibatkan perempuan dan anak.
Penjabat (Pj) Wali kota Tangerang, Nurdin mengatakan, permodalan itu diberikan untuk memudahkan masyarakat dalam hal usaha, sehingga dapat terhindar dari lilitan pinjaman online.
"Kita membuat satu terobosan dengan memberikan modal usaha sebesar Rp 20 juta per orang tahun. Sehingga, mereka produksi dan mengukur usaha mereka yang kemudian, bisa berkembang pesat," kata Nurdin di lokasi yang sama.