Ibu di Banyuwangi Lahiran di Mobil karena Bidan Tak Ada, Dinkes Klarifikasi

15 Juli 2024 17:13 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu hamil yang akan melahirkan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil yang akan melahirkan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Peristiwa menegangkan dialami Aden dan Sudanisih, pasangan suami-istri asal Dusun Sumberdadi, Desa Kandangan, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi, pada Kamis (11/7). Saat itu sang istri melahirkan di dalam mobil di depan Rumah Bersalin (RB) Desa Sarongan lantaran bidan jaga tak ada di lokasi.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada orang sama sekali di rumah sakit bersalin,” ujar Budi Santoso, warga yang menemani pasutri tersebut dalam sebuah video viral pada Kamis (11/7).
Budi merekam kondisi rumah bersalin yang kosong dan mengaku sangat menyesali peristiwa yang dialami Sudanisih, karena harus menjalani proses lahiran di dalam mobil.

Penjelasan Kepala Dinkes Banyuwangi

Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Plt Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat, membantah narasi bahwa tidak ada satu orang pun tenaga medis saat peristiwa terjadi.
“Ada 1 perawat dan itu bisa kami konfirmasi ke lapangan terkait siapa petugas yang berjaga saat itu,” kata Amir pada Senin, (15/7).
Namun, Amir tak menyangkal bahwa saat peristiwa terjadi, bidan yang seharusnya berjaga tak ada di tempat sehingga penanganan ibu melahirkan tak bisa langsung dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Bidan yang berjaga sedang memberikan tindakan promotif-preventif kepada ibu hamil yang lokasinya masih berada di wilayah yang sama,” ujarnya.
Amir mengatakan bidan di wilayah memiliki dua tugas yaitu pelayanan dan tugas kewilayahan, seperti yang dilakukan bidan jaga ketika peristiwa tersebut terjadi.
Bidan disebutnya berangkat melakukan tugas kewilayahan setelah memastikan tak ada potensi melahirkan yang terjadi, termasuk Sudanisih yang Hari Perkiraan Lahir (HPL) diperkirakan jatuh pada 5 Agustus mendatang.
Meski begitu, Amir memastikan prosedur tetap (protap) penanganan ibu melahirkan di rumah bersalin tersebut telah berjalan, yaitu saat peristiwa darurat terjadi, perawat langsung menghubungi semua bidan yang ada, dan bidan yang tengah melaksanakan tugas kewilayahan langsung menghentikan aktivitasnya seketika untuk memberikan penanganan.
ADVERTISEMENT
“Ini menjadi evaluasi kami dan ke depan akan kami terapkan bahwa tugas kewilayahan tak lagi dibebankan kepada bidan jaga serta dalam 24 jam di setiap sif harus selalu bersiaga minimal 1 bidan dan 1 perawat,” urainya.

Kepala Puskesmas Minta Maaf

Sementara itu, Kepala Puskesmas Sumberagung, dr Yulius Roni Satrio, membenarkan peristiwa yang terjadi. Dia juga meminta maaf karena peristiwa yang terjadi di luar perkiraan.
Berdasarkan hasil pemeriksaan bidan, pasien sudah merasakan nyeri perut sejak pukul 07.00 pagi dan ketuban dirasakan pecah saat ibu dalam perjalanan dari rumah ke rumah bersalin.
Sudanisih diperkirakan melahirkan di atas mobil pukul 09.50 WIB. Saat pasien datang ke RB Sarongan, plasenta belum lepas, sehingga kemudian dibantu bidan yang beberapa waktu kemudian sampai di lokasi.
ADVERTISEMENT
“Plasenta lahir dengan lengkap pada pukul 10.30 WIB. Bidan melakukan penjahitan pada robekan jalan lahir. Bidan melakukan 'perawatan ibu pasca-melahirkan'. Bayi lahir dengan berat badan 3,5 kilogram,” bebernya.
Pihaknya juga sudah bertemu dengan keluarga terkait kejadian kemarin dan permintaan maaf pihaknya telah diterima.
“Kami cek kondisi ibunya sehat, bayinya juga dalam kondisi sehat baik,” tutur Roni.

Ada Problem Terkait Asi Eksklusif

Hanya saja, bayi belum bisa mendapatkan ASI eksklusif dan saat ini diganti dengan susu formula.
Namun, hal tersebut tak berkaitan dengan peristiwa sebelumnya karena anak pertama pasien juga sebelumnya tak mendapatkan ASI.
“Rumahnya jauh sekitar 5 kilometer (dari rumah bersalin). Nanti akan kami siasati karena akan ada kunjungan nifas dari bidan beberapa kali,” ujar Roni
ADVERTISEMENT
Bidan akan kembali melakukan pemeriksaan sampel darah bayi terkait skrining Hipotiroid Kongenital pada bayi karena setiap bayi wajib diperiksa.
“Karena permasalahan ibunya belum keluar ASI dan kemarin sempat dilakukan penjahitan luka. Kami mengimbau ibu harus mengkonsumsi makanan cukup untuk bisa memicu keluarnya ASI,” ujarnya.