Ibu di Trenggalek Dibunuh Anak Sendiri Diduga Berkaitan dengan Ritual

6 Maret 2018 18:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pembunuhan (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
ADVERTISEMENT
Di luar akal sehat. Sepertinya itu frasa yang pantas disematkan untuk peristiwa keji ini. Bagaimana tidak, satu keluarga di Trenggalek tega membunuh ibu kandungnya sendiri dengan cara di gelonggong. Peristiwa tersebut terjadi di Kecamatan Bendungan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (5/3).
ADVERTISEMENT
Adalah Tuminem (50), ibu tak berdosa yang dibunuh oleh tujuh orang anggota keluarganya sendiri. Kini ketujuh orang tersebut sudah diamankan dan diperiksa di Polres Trenggalek.
"Iya sudah kami amankan, sebanyak 7 orang," ujar Kasat Reskrim Polres Trenggalek, AKP Sumi Andhana saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (6/3).
Tujuh orang tersebut merupakan keluarga dari sang ibu. Ada anak kandung, menantu, adik ipar dan kerabat lainnya.
Berdasarkan keterangan dari para tersangka, mereka tega melakukan itu atas dasar pengobatan yang mereka yakini. "Jadi awalnya ada ritual penyembuhan menurut cara yang mereka yakini," tambahnya.
Kecurigaan warga berawal saat Tuminem ditemukan meninggal dengan cara yang tak wajar. Kecurigaan tersebut semakin kuat ketika hasil autopsi menunjukkan Tuminem meninggal karena mengalami kekerasan. Hal ini terbukti dengan ditemukannya bekas luka di beberapa bagian tubuh dan kondisi organ dalam yang tak normal.
ADVERTISEMENT
"Kami belum tahu (ritual) itu untuk apa, masih kita dalami, masih kita proses," ujarnya.
Meski begitu, dari hasil penyelidikan, diketahui ketujuh korban memiliki perannya masing-masing. Mulai dari merebahkan tubuh Tuminem, memegangi tangan dan kaki, hingga membuka paksa mulutnya.
"Pada awalnya si ibu ditidurkan, dimandikan. Kemudian mulut si ibu dimasukkan selang dan dialiri air," tambahnya.
Hingga berita ini diturunkan, polisi masih terus melakukan penyelidikan guna mengetahui motif dan kondisi kejiwaan para tersangka.