ICW Gelar Aksi Peringatan 5 Tahun Jokowi Lemahkan KPK

30 September 2024 19:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) membentangkan spanduk saat menggelar aksi teatrikal di depan gedung KPK, Jakarta, Senin (30/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) membentangkan spanduk saat menggelar aksi teatrikal di depan gedung KPK, Jakarta, Senin (30/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi bertajuk #AdiliJokowi di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (30/9). Aksi itu sebagai bentuk peringatan 5 tahun Presiden Jokowi melakukan pelemahan terhadap lembaga antirasuah.
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut dipimpin langsung oleh peneliti ICW Seira Tamara dengan membawa poster berwarna biru tua bertuliskan 'Peringatan Darurat' di sisi atasnya dengan menampilkan lambang Garuda Pancasila di bawahnya.
Kemudian, di dalam poster itu juga ditampilkan foto keluarga Presiden Jokowi saat acara resepsi pernikahan sang putra bungsu, Kaesang Pangarep.
Pada bagian bawah foto tersebut, terlihat tulisan 'Timpuk Dinasti Mulyono, dan semua dinasti, kini, nanti, selamanya'. Mulyono merupakan nama masa kecil Jokowi. Karena Mulyono sakit-sakitan, orang tuanya mengganti nama itu menjadi Joko Widodo.
Dalam orasinya, Seira pun menyinggung pelemahan KPK dimulai Jokowi lewat revisi UU KPK pada 2019 lalu.
"Padahal, sejak awal Presiden Joko Widodo akan menjalankan pemerintahan dan janji pemberantasan korupsi lebih baik selalu digaungkan," ujar Seira saat berorasi di Gedung Merah Putih KPK, Senin (30/9).
ADVERTISEMENT
Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) menyiram air ke spanduk saat menggelar aksi teatrikal di depan gedung KPK, Jakarta, Senin (30/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
"Tetapi, kita tidak bisa memungkiri dan melupakan bagaimana revisi Undang-Undang KPK tahun 2019 juga punya campur tangan Presiden Joko Widodo di dalamnya," lanjut dia.
Imbas revisi tersebut, lanjutnya, komisi antirasuah makin terlihat dilemahkan dan diganggu independensinya.
"Salah satu tidak kalah penting adalah bagaimana KPK pada akhirnya mengubah status kelembagaannya dari lembaga independen dan kemudian lembaga dalam rumpun eksekutif," ucap Seira.
Lewat aksi itu, Seira pun mengajak semua yang merasa menjadi korban tindakan Jokowi tersebut meluapkan amarah dan kekecewaannya.
Aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) menyiram cat ke spanduk saat menggelar aksi teatrikal di depan gedung KPK, Jakarta, Senin (30/9/2024). Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA FOTO
Peserta aksi pun melempari poster tersebut dengan melempar telur dan bubuk cat sebagai bentuk luapan kekecewaan terhadap dinasti yang dibentuk oleh Jokowi.
"Kami mengundang teman-teman ke sini untuk menyalurkan amarahnya, kekecewaannya. Kita memperingati bagaimana dinasti yang dibentuk Presiden Joko Widodo turut membungkam dan turut melemahkan, serta turut mematikan fungsi dari APH yang ada di Indonesia," pungkasnya.
ADVERTISEMENT