ICW soal Tagline 'Golkar Bersih': Jauh Api dari Panggang

19 Maret 2018 18:57 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susunan kepengurusan Partai Golkar 2017-2019 (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Susunan kepengurusan Partai Golkar 2017-2019 (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) menggelar diskusi bertemakan 'Golkar Bersih' yang digaungkan di bawah kepemimpinan Ketum Airlangga Hartarto. Kegiatan tersebut dihadiri oleh beberapa narasumber termasuk perwakilan dari Indonesia Corruption Watch (ICW) dan Jenggala Center.
ADVERTISEMENT
Peneliti ICW Donal Fariz berpendapat, tagline 'Golkar Bersih' hingga saat ini masih belum tampak jelas. Pasalnya sejumlah polemik yang ada di internal Golkar, hingga kini tak kunjung direalisasikan, seperti keluar dari Pansus Hak Angket.
"Tagline itu sebenarnya bagus, 'Golkar 'Bersih' sebagai antitesis dari Golkar sebelumnya. Yang dulu katakanlah hitam warnanya, antitesisnya tentu putih. Itulah kira-kira yang mau dihadirkan," ucap Donal di D'Hotel, Jalan Sultan Agung, Jakarta Selatan, Senin (19/3).
"Bagaimana realitas hari ini? Saya membahasakan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto itu akomodatif terhadap semua kelompok, tanpa melihat record," imbuhnya.
Donal mencontohkan, banyak kader Golkar dari kubu Setya Novanto masih mengisi jabatan strategis di lingkup DPR dan MPR.
"Ada kelompok Kahar Muzakir yang menjadi ketua Komisi III, kemudian ada Mekeng yang kemudian menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar. Itu kalau lihat kan sebenarnya adalah kubu yang mempresentasikan kubu Setya Novanto," tuturnya.
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto (Foto: Fitra Andrianto/kumparan)
ADVERTISEMENT
"Hari ini saya baru baca berita online tadi Titiek Soeharto juga menggantikan Wakil Ketua MPR RI. Jadi paling tidak dua pihak diakomodasi, tentu pasti kubu Pak JK juga akan diakomodasi," paparnya.
Maka dari itu, Donal menilai upaya Airlangga untuk membuat Golkar menjadi bersih masih jauh dari harapan. Politik akomodatif yang dilakukan oleh Airlangga saat ini justru membuat identitas partai berlambang pohon beringin itu semakin tidak jelas.
"Saya melihat struktur partai maupun orang-orang yang diberikan tanggung jawab di eksternal partai seperti posisi pimpinan fraksi, ketua komisi hingga wakil ketua MPR harus orang yang betul mempresentasikan Golkar bersih. Menurut saya itu jauh api dari panggang soal itu," bebernya.
ICW menyarankan agar kepengurusan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga harus dapat menunjukkan citra Golkar yang bersih dari korupsi dan mewacanakan untuk berpihak kepada agenda-agenda anti korupsi.
ADVERTISEMENT
"Citra bersih itu bisa diukur dari struktur kepemimpinan dan kepengurusan Partai Golkar yang bersih. Kemudian juga pada wacana-wacana membangun publik, bagaimana memperkuat dan keberpihakan agenda pemberantasan korupsi, baik kepada KPK maupun kepada masyarakat untuk membangun gerakan antikorupsi," pungkasnya.