Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
ADVERTISEMENT
Nama Ida Fauziyah sempat melambung saat Pilgub Jateng 2018 lalu. Saat itu, Ida ditunjuk menjadi cawagub mendampingi kader Gerindra Sudirman Said.
ADVERTISEMENT
Namun, saat itu pasangan Sudirman-Ida belum mampu menggulingkan pasangan petahana Ganjar Pranowo - Taj Yasin Maimoen. Meski tak lolos, namun kini Ida bisa tersenyum lebih lebar. Pasalnya, ia justru diberi mandat mengisi posisi Menteri Tenaga Kerja di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.
Ida sebenarnya juga tidak memiliki pengalaman di bidang ketenagakerjaan. Namun, kader PKB ini mewakili unsur perempuan dan kalangan agamis dari NU.
Ida memulai karier politiknya di usia yang cukup muda. Pada periode 1999-2004, ia berhasil menjadi anggota DPR termuda dengan usia 29 tahun.
Saat itu, ia mewakili unsur perempuan dari partai yang ia ikuti selama satu tahun, PKB . Sejak periode itu, Ida lalu terpilih lagi di dua periode berikutnya.
ADVERTISEMENT
Latar belakang Ida sebenarnya tidak jauh-jauh dari NU. Lahir di keluarga Nahdliyin, Ida lalu menempuh pendidikan S-1 di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel, Surabaya, di jurusan pendidikan. Setelah lulus, ia melanjutkan tingkat magister di Universitas Satyagama jurusan Ilmu pemerintahan.
Selain menjadi anggota DPR, di rentang waktu 1994-2004, Ida juga aktif mengajar di dua sekolah berbeda. Selain itu, ia juga kerap mengikuti organisasi-organisasi pemberdayaan perempuan, seperti Pergerakan Perempuan Kebangkitan Bangsa hingga Lembaga Advokasi Perempuan PP Fatayat NU.
Saat kisruh antara Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dengan Koalisi Merah Putih (KMP) dalam proses penentuan pimpinan DPR pada tahun 2014, Ida juga sempat menjadi 'ketua DPR'. Saat itu, Fraksi KIH membentuk DPR tandingan dengan Ida sebagai ketua. Setelah sebulan memanas, pada akhirnya kisruh ini berakhir damai.
ADVERTISEMENT
Nama Ida mulai dikenal luas saat maju sebagai cawagub Jateng mendampingi Sudirman Said pada 2018 lalu. Dengan pengalamannya sebagai perwakilan perempuan, Ida yakin bisa menggaet segmen kaumnya.
Namun, dukungan Ketum Gerindra Prabowo Subianto serta partai-partai Islam; PAN, PKS, PKB, hingga doa kiai NU tidak cukup mustajab untuk membuat pasangan ini menang. Keduanya kalah dengan jarak suara 17,56 persen.
Di Pilpres 2019, Ida dan Sudirman pecah kongsi. Ida bersama PKB sepakat mendukung Jokowi-Ma'ruf, sedangkan Sudirman menjadi timses Prabowo-Sandi.
Di timses Jokowi-Ma'ruf, Ida bertugas menggerakkan para perempuan yang tergabung dalam Super Jokowi (Suara Perempuan untuk Jokowi-Ma'ruf). Sementara di kepartaian, perempuan asal Mojokerto ini baru-baru saja ditunjuk sebagai Wakil Ketua Umum bidang Kesra dan Perekonomian PKB periode 2019-2024.
ADVERTISEMENT
Setelah Jokowi-Ma'ruf terpilih, Ida diminta membantu menangani masalah lapangan kerja. Meski tak ada pengalaman di bidang lapangan pekerjaan, namun Ida bisa masuk kabinet dengan disponsori partainya, PKB .