Ida Fauziyah: Kita Punya PR, Pengangguran Diploma dan Sarjana Masih 12 Persen

23 Februari 2023 10:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menaker Ida Fauziyah usai Raker di Komisi IX, DPR RI, Senin (13/2/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menaker Ida Fauziyah usai Raker di Komisi IX, DPR RI, Senin (13/2/2023). Foto: Nabil Jahja/kumparan
ADVERTISEMENT
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, Ida Fauziyah, menyebut 12 persen lulusan sarjana dan diploma menganggur. Ketiadaan link and match antara perguruan tinggi dengan pasar kerja ditengarai jadi penyebab banyaknya lulusan perguruan tinggi menganggur.
ADVERTISEMENT
"Iya, kita masih punya PR, nih, pengangguran dari diploma dari sarjana itu masih sekitar 12 persen. Ini terjadi karena tidak adanya link and match antara yang dipersiapkan di perguruan tinggi dengan pasar kerja," kata Ida dalam siaran pers UGM, Kamis (23/2).
Ida mengatakan hal itu di sela-sela menghadiri upacara wisuda anaknya, Syibly Adam Firmanda, yang lulus sarjana psikologi, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada, Rabu (22/2).
Ida mengatakan, kelompok kerja saat ini didominasi oleh lulusan pendidikan SMP dan SD.
"Kelompok yang bekerja sebagian berpendidikan SMP ke bawah, justru yang menganggur lulusan SMK, diploma, dan sarjana," katanya.
Ida berharap program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kemendikbudristek mampu mengurangi angka pengangguran. Sehingga banyak lulusan diploma dan sarjana yang diterima pasar kerja.
ADVERTISEMENT
"Sudah dipersiapkan siap kerja sebelum lulus. Dengan MBKM mengurangi mis-link and match, yang lulus hari ini tidak menambah pengangguran,” jelasnya.
Ilustrasi pekerja PT Jasa Marga. Foto: Jasa Marga
Di sisi lain, soal banyaknya PHK di masa penurunan ekonomi saat ini, Ida menjelaskan pemerintah belum bisa memberikan subsidi upah seperti 3 tahun terakhir ini.
Subsidi yang diberikan dahulu lantaran adanya kondisi pandemi dan penyesuaian naiknya harga BBM.
"Bantuan subsidi upah tahun 2020 dan 2021 karena ada pandemi di mana para buruh berkurang pendapatannya akibat banyak mereka yang dirumahkan. Lalu tahun 2022 diberi subsidi upah karena ada penyesuaian kenaikan harga BBM, sehingga kita perlu membantu dengan subsidi upah," katanya.
Ida mengatakan di tengah ancaman resesi global, banyak negara memprediksi Indonesia ekonominya tetap tumbuh positif. "Dan inflasi yang masih bisa terkendali. Meski ada penurunan tapi masih tumbuh positif," pungkasnya.
ADVERTISEMENT