IDAI: Anak yang Sekolahnya Lebih dari 6 Jam Wajib Bawa Masker Cadangan

19 Agustus 2022 15:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah siswa sekolah dasar mengikuti kegiatan mewarnai gambar di Stasiun KRL Jakarta Kota, Jakarta, Jumat (22/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah siswa sekolah dasar mengikuti kegiatan mewarnai gambar di Stasiun KRL Jakarta Kota, Jakarta, Jumat (22/7/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kesehatan dan keselamatan peserta didik yang masih anak-anak merupakan prioritas yang wajib dipertimbangkan dalam menetapkan kebijakan pembelajaran di masa pandemi COVID-19. Apalagi kasus masih fluktuatif.
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang perlu diperhatikan saat kegiatan pertemuan tatap muka di sekolah digelar menurut Ketua Satgas Covid IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Yogi Prawira adalah penggunaan masker. Yogi menyebut peserta didik seharusnya membawa masker cadangan selain masker yang digunakan sebab telah dipakai lebih dari 6 jam.
“Kalau untuk anak-anak yang terpaksa sekolahnya sudah 6 jam 8 jam tidak cukup menggunakan satu masker saja harus dibawakan masker cadangan,” ujar Yogi Prawira pada Evaluasi Pembelajaran Tatap Muka IDAI dan KPAI, Jumat (19/8).
Untuk jenis masker yang direkomendasikan, ketua satgas covid IDAI ini menyebut masker medis N95 adalah yang paling aman. Tetapi masker ini harus diganti setiap 4 jam karena filtrasinya telah menurut saat masker lembab.
ADVERTISEMENT
“Yang kita rekomendasikan adalah masker medis ya, yang menutup hidung dan mulut gitu dan tentunya sampai menutup dagu ya. Kemudian masker medis ini masa filtrasinya itu paling hanya bisa bertahan sekitar 4 jam karena biasanya sesudah itu cukup lembab sehingga kemampuan filtrasinya menjadi kurang,” kata Yogi,
Meski menyebutkan unsur keamanan, Yogi menyebut unsur kenyamanan juga tak kalah penting. Terlebih untuk anak sekolah yang masih anak anak.
Untuk dirinya yang seorang dokter dan berkontak aktif dengan pasien COVID harus menggunakan masker N95 yang harus diganti setiap 4 jam sebab masker menjadi lembab. Untuk anak sekolah ia merekomendasikan masker yang digunakan dengan benar seperti menutup mulut, hidung, dan dagu serta tidak longgar.
ADVERTISEMENT
“Masker tentu kita akan ber kompromi antara keamanan dan kenyamanan, secara prinsip kalau aman banget gitu ya seperti yang saya gunakan ini yang 95, tapi pasti nggak nyaman. Tapi karena saya hari-hari berhadapan dengan pasien-pasien positif saya harus memastikan saya aman dan pasien saya aman,” ucap Yogi.
“Anda saya gunakan yang paling aman tapi tidak nyaman karena sangat tepat tapi kalau dia nyaman banget ya kendor gitu ya tidak cepat bahkan sekali bisa turun maka itu pasti tidak tidak aman gitu,” tambahnya.
Penggunaan masker untuk siswa di sekolah tampaknya perlu perhatian lebih dari pemerintah. Pasalnya Komisioner KPAI Retno Listyarti menyebut berdasarkan survei yang KPAI lakukan di lapangan banyak ditemukan siswa yang tidak menggunakan masker. Hal ini mulai terjadi saat waktu pembelajaran tatap muka ditambah dari yang awalnya hanya 3 jam menjadi 8 jam.
ADVERTISEMENT
“Kedua sudah mulai buka masker gitu. Itu sih karena yang kami lihat selama ini gitu dan dulu kan sekolah tuh cuma 2 jam 3 jam itu di awal-awal tuh yang paling lama 3 jam untuk anak SMA tuh yang paling lama sekarang itu 8 jam,” ujar Retno.
Sementara itu pelaksanaan Sekolah Tatap Muka mulai berlaku Januari 2022. Hal ini, didasarkan pada penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).