Identitas dan Peran 5 Terduga Teroris Bima yang Ditangkap Densus 88

1 November 2017 17:07 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi teroris. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Setelah menembak mati dua orang terduga teroris di Perbukitan Mawu, Bima, Nusa Tenggara Barat, Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap lima orang lainnya. Densus 88 menangkap mereka pada Selasa (31/10) di Ambalawi, Kabupaten Bima.
ADVERTISEMENT
Karo Penmas Divhumas Polri, Brigjen Rikwanto, menyebutkan para terduga teroris ini terlibat dalam jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Bima yang menyerang polisi dengan senjata api pada September 2017.
Para terduga teroris itu adalah Muhammad Ikbal Tanjung (28), Abdul Hamid alias Dami (60), Jasman Ahmad (28), Yaser bin Thamrin (29), dan Akram (31).
Menurut Rikwanto, tidak semua terduga teroris itu terlibat langsung dalam penembakan polisi di Bima. Ada dari yang ditangkap karena membantu pelarian para eksekutor dan ikut pelatihan JAD.
Rikwanto menyebutkan, seorang terduga teroris bernama Ikbal mengaku kelompok ini sudah melakukan perencanaan sebelum menyerang Bripka Zaenal di depan SMKN 2 Bima. Ada pembagian tugas mulai untuk eksekutor hingga penyedia logistik selama pelarian di kawasan pegunungan.
ADVERTISEMENT
"Ikbal menjelaskan bahwa selama bersembunyi mendapat bantuan logistik dari saudara Jasman dan Yoga berupa mie instan dan biskuit, kemudian disalurkan melalui orangtuanya yang bernama Dami alias Demo untuk mengantarkan logistik tersebut ke tempat persembunyian," sebut Rikwanto dalam keterangannya, Rabu (1/11).
Selain lima orang yang tertangkap hidup-hidup, Densus juga menembak mati dua terduga teroris. Mereka adalah Amir dan Yaman. Bersama Ikbal, dua orang ini terlibat langsung dalam penyerangan Bripka Zaenal.