Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
25 Ramadhan 1446 HSelasa, 25 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Identitas Korban Serangan OPM di Yahukimo: Guru dan Tenaga Medis
23 Maret 2025 22:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Polri dan TNI mengevakuasi korban serangan Kelompok Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua, Minggu (23/3). Operasi gabungan antara Kogabwilhan TNI dan Satgas Ops Damai Cartenz-2025 Polri itu dilakukan dalam kondisi medan yang sulit, hanya dapat diakses melalui jalur udara.
ADVERTISEMENT
Dalam insiden tersebut, sepuluh orang menjadi korban. Mayoritas adalah tenaga pendidik dan medis yang sedang bertugas di wilayah pedalaman Papua. Satu orang meninggal dunia, empat mengalami luka ringan, dan tiga lainnya luka berat. Sementara dua korban lainnya berada dalam kondisi aman dan memilih tetap tinggal di Yahukimo.
Korban meninggal dunia adalah Rosalina Rerek Sogen, seorang guru asal Suku Flores. Ia dan korban lainnya merupakan bagian dari tenaga pendidik dan kesehatan yang ditugaskan untuk melayani masyarakat di daerah terpencil.
Brigjen Pol. Faizal Ramadhani selaku Kepala Operasi Damai Cartenz 2025 mengecam serangan ini.
"Ini adalah tindakan biadab dan sangat keji. Para guru dan tenaga medis itu bukan militer, mereka adalah pendidik yang mengabdikan diri untuk anak-anak Papua," ujarnya dalam konferensi pers di Jayapura.
ADVERTISEMENT
Pihak RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, mencatat korban yang berhasil dievakuasi antara lain:
Dua korban lainnya, Lenike Saban (guru) dan Erens Sama (petani), yang merupakan warga asli Yahukimo, tidak ikut dievakuasi karena memilih tetap tinggal.
Kombes Pol. Yusuf Sutejo, Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz 2025, mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak terpancing provokasi.
ADVERTISEMENT
“Kami mengajak masyarakat untuk tidak termakan propaganda yang menyesatkan. Aparat akan terus meningkatkan patroli dan pengamanan di wilayah rawan,” katanya.
Saat ini, aparat keamanan masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Situasi di Distrik Anggruk mulai kondusif.
Terpisah, akibat peristiwa ini, TNI bersama aparat terkait telah berhasil mengevakuasi total 42 tenaga pengajar dan tenaga kesehatan dari Yahukimo ke Jayapura.
"TNI telah mengerahkan personel untuk mengevakuasi korban, mengamankan wilayah, dan mendukung pemulihan situasi pasca-tindakan biadab dan pengecut dari OPM," ujar Kristomei, Minggu (23/3).