IDI Gelar Pertemuan Asosiasi Dokter Sedunia, Review Standar Kode Etik

4 Juli 2022 16:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Moh. Adib khumaidi, SpOT. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Moh. Adib khumaidi, SpOT. Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
ADVERTISEMENT
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) bersama World Medical Association (Asosiasi Dokter Sedunia) menyelenggarakan International Code of Medical Ethics (ICoME). IDI bekerja sama dengan World Medical Association atau Asosiasi Dokter Medis Sedunia.
ADVERTISEMENT
Acara yang digelar di Pullman Hotel, Jakarta Pusat ini akan dilangsungkan selama dua hari yaitu 4-5 Juli 2022.
"Kami dari sangat berterimakasih dan bersyukur acara ini dapat dilaksanakan di Indonesia bagaimana bahwa bahwa organisasi dokter se Indonesia sangat percaya terhadap PB IDI dan juga bagaimana kita ini dapat dilaksanakan di Indonesia," ujar Ketua Umum PB IDI Adib Khumaidi.
Pada kesempatan ini turut hadir pula Wakil Menteri Kesehatan RI Dr Dante Saksono Harbuwono, Ketua Umum PB IDI Dr M Adib Khumaidi, Ketua Simposium WMA Jakarta Dr Pukovisa Prawiroharjo, Sekjen World Medical Association Dr Otmar Kloiber, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Inisiator Revisi Kode Etik Kedokteran Internasional dr Ramin Parsa-Parsi.
Agenda utama dari kegiatan ini adalah diskusi bagaimana dunia melakukan standarisasi etik kedokteran yang disesuaikan dengan kondisi masa kini dengan tema ”How Indonesian Medical Association (Ikatan Dokter Indonesia) and Worldwide Medical Organizations Standardize Medical Ethics and Professionalism”.
ADVERTISEMENT
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat berada di konferensi Asosiasi Dokter Medis Dunia 2022, di Pullman Hotel, Jakarta. Senin (4/7/2022). Foto: Ainun Nabila/kumparan
“Ini bukan mengubah, tapi ini mereview dari International medical ethic di mana dalam kaitannya dengan perkembangan yang saat ini sehingga review itu dalam konteks bahwa medical code ethic ini adalah satu bagian dari profesi kedokteran. Karena ini menjadi satu pagar, satu hal yang sangat penting karena kita punya pertanggungjawaban profesi sebagai dokter sebagai manusia dan yang utamanya untuk melindungi pasien,” ucap Adib.
Adapun beberapa perkembangan zaman yang dijadikan pertimbangan untuk review ulang kode etik kedokteran ini adalah kemajuan teknologi dan penggunaan media sosial bagi tenaga kesehatan.
"Ini saya kira menjadi satu poin untuk kita mereview dengan perkembangan-perkembangan yang ada saat ini terjadi ya, tadi disebutkan artificial intelligence, terus kemudian social media dan sebagainya," tambah Adib
ADVERTISEMENT
Ketua Simposium WMA Jakarta Dr Pukovisa Prawiroharjo menambahkan bahwa dengan adanya acara ini diharapkan Indonesia bisa memperoleh pandangan dari ahli di seluruh dunia
“Pada hari ini kepercayaan itu diberikan pada suatu acara yang bahwa IDI jadi tuan rumah dalam rangkaian bisa mendapatkan masukan yang terbaik dari seluruh stakeholder dunia untuk revisi international code of medicine ethic yang pertama. Kami dari panitia mohon doa karena ini tentu saja merupakan suatu kebanggan kita bukan hanya IDI tapi mewakili nama bangsa kita seluruh bangsa,” terang Puko.