IDI Jatim Akan Klarifikasi ke Dokter yang Keluarkan Surat Kematian Santri Gontor

7 September 2022 11:53 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Surat keterangan kematian AM santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, dari RS Yasyfin Darussalam Gontor. Foto: Abdulah Toriq/Urban Id via kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Surat keterangan kematian AM santri Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, dari RS Yasyfin Darussalam Gontor. Foto: Abdulah Toriq/Urban Id via kumparan
ADVERTISEMENT
Keluarga dari Albar Mahdi, santri Ponpes Modern Darussalam Gontor asal Palembang yang meninggal akibat penganiayaan, menerima surat kematiannya santri itu dari RS Yasfun Darussalam Gontor dengan keterangan karena sakit. Padahal, Albar Mahdi meninggal karena diduga dianiaya seniornya.
ADVERTISEMENT
Surat kematian tersebut dikeluarkan oleh Rumah Sakit Yasyfin Darussalam Gontor pada 22 Agustus 2022 yang menyatakan Albar Mahdi meninggal bukan karena penganiayaan. Dokter yang menandatanganinya tercantum dalam surat itu, dr Mukhtar Hamidy.
Terkait hal itu, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jatim mengatakan belum menerima aduan terkait surat kematian yang tidak sesuai tersebut.
"Sampai saat ini belum ada aduan seperti itu," kata Ketua IDI Jatim Sutrisno kepada kumparan, Rabu (7/9).
Sutrisno menyampaikan IDI Jatim akan segera mengklarifikasi dokter tersebut yang menulis surat kematian Albar karena sakit.
Ada ketidaksesuaian dari surat kematian yang diterbitkan dokter itu dengan laporan polisi yang hingga saat ini menyimpulkan ada dugaan penganiayaan yang membuat Albar Mahdi tewas.
ADVERTISEMENT
Secara kode etik kedokteran, adanya dugaan pemalsuan surat kematian itu tidak diperkenankan dan dapat diberikan sanksi terhadap dokter yang menerbitkan.
"Saya akan klarifikasi dulu," ucap Sutrisno.
Sebelumnya, ibu dari Albar Mahdi, Siti Soimah, melalui penasihat hukumnya, Titis Rachmawati, menyesalkan penerbitan surat kematian anaknya yang tidak sesuai.
"Klien kami merasa terluka, kenapa surat kematian tersebut dibuat penyebab kematian karena sakit," katanya, Selasa (6/9).
Dengan kejadian itu, keluarga korban akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk mengusut apakah ada upaya untuk menutup-nutupi kasus kematian di pondok Gontor.
"Kami tidak tahu keluarnya surat kematian ini atas perintah siapa. Kami juga tidak tau manajemen dari lembaga pendidikan itu seperti apa atau mereka juga tidak mengetahui. Kami akan tetap kawal ini bersama kepolisian," ungkapnya.
ADVERTISEMENT