IDI: Kalau Jokowi Siap Jadi Orang Pertama Divaksin Corona, Kami Juga Bersedia

14 Desember 2020 14:55 WIB
comment
115
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo saat meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo saat meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyatakan dukungannya terhadap program vaksinasi corona yang direncanakan pemerintah.
ADVERTISEMENT
Ketua PB IDI, Daeng Mohammad Faqih, mengatakan alangkah lebih baik jika Presiden Jokowi menjadi orang pertama yang divaksin corona.
Daeng menyatakan, jika Jokowi menyanggupi permintaan tersebut, tenaga medis, khususnya IDI, bersedia pula menjadi kelompok pertama yang menjalani vaksinasi.
"Kalau Bapak Presiden sudah siap menjadi bagian jadi orang pertama yang disuntik, kami, PB IDI, yang dianggap role model dalam bidang kesehatan, juga menyatakan bersedia untuk yang pertama dilakukan penyuntikan," ujar Daeng dalam konferensi pers PB IDI, Senin (14/12).
Ia menilai dengan menjadi role model sebagai kelompok pertama yang divaksin corona, bisa menjawab keraguan masyarakat terhadap vaksin corona. Ia pun secara pribadi siap jika harus menjadi role model agar masyarakat tak menolak vaksinasi.
Ketua PB IDI Daeng M Faqih memberikan sambutan pada acara penandatanganan nota kesepahaman antara BPJS dan PB IDI di Kantor PB IDI, Jakarta. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Dengan contoh atau role model seperti itu, kami yakin akan lebih memperkuat kepercayaan masyarakat pada proses vaksinasi. Jadi kami sangat bersyukur kalau semua pimpinan mau dilakukan vaksinasi, termasuk PB IDI," kata Daeng.
ADVERTISEMENT
"Saya sebagai ketua juga mau jadi role model untuk pertama kali divaksin agar masyarakat secara cepat melihat contoh yang baik itu, meniru, dan tidak ragu lagi dengan program vaksinasi yang dilakukan," lanjutnya.
Ia menyatakan vaksinasi merupakan program besar yang harus dilaksanakan demi menekan penularan corona. Sehingga jangan sampai vaksinasi tak berjalan lancar hanya karena masyarakat ragu.
Petugas kesehatan melakukan simulasi suntik vaksin COVID-19 di Puskesmas Tapos, Depok, Jawa Barat, Kamis (22/10). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
"Kami ingin meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap program vaksin yang akan dilaksanakan. Karena apa? Program vaksin ini sangat besar bagi kita semua, bukan hanya bagi petugas kesehatan juga, tapi bagi seluruh rakyat untuk segera menghentikan atau menekan serendah-rendahnya proses penularan di masyarakat COVID-19," tutup Daeng.