IDI Rekomendasikan Vaksin dan Obat Cacar Monyet Dipusatkan ke Kabupaten/Kota

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar pemberian vaksin Monkeypox atau cacar monyet didesentralisasikan ke kabupaten/kota.
Sebelumnya pemerintah telah menerima obat Cidofovir untuk Monkeypox dari Singapura. Obat ini nantinya akan digunakan untuk mengobati pasien terkonfirmasi cacar monyet.
PB IDI melalui satgas Monkeypox memberikan rekomendasi kepada pemerintah agar pemberian obat cacar monyet tersebut didesentralisasi ke dinas kesehatan kabupaten/kota. IDI merekomendasikan obat antivirus ini tidak diberikan kepada seluruh kasus, melainkan untuk kasus-kasus yang berat saja.
“Terkait dengan distribusi obat tidak dikondisikan seluruh provinsi, ke Dinas Kesehatan ke kasus-kasus yang memang ada, untuk sekarang di Jakarta tapi memang harus cepat dan tepat terutama di provinsi lain,” ucap Ketua Satgas Monkeypox PB IDI, dr. Hanny Nilasari dalam konferensi pers yang digelar secara virtual, Rabu (21/9).
“Rekomendasi dari kami tidak diberikan kepada seluruh kasus, tapi diberikan kepada kasus-kasus yang berat. Obatnya juga didesentralisasi ke Dinas Kesehatan kabupaten/kota, artinya harus dipantau apakah ada efek samping dari obat dari hari ke hari juga harus tercatat,” tambahnya.
PB IDI menambahkan, bukan hanya obat antivirus saja yang didesentralisasikan ke kabupaten/kota, vaksinnya pun harus didesentralisasi. Vaksin Bavarian Nordik (Denmark) yang dipesan pemerintah diperkirakan akan tiba pada akhir Oktober 2022.
“Vaksin juga tidak diberikan ke seluruh masyarakat, hanya kepada pasien dengan kasus berat dan nakes yang menangani atau kontak langsung. Kalau nanti ada kasus berikutnya, dan kita bisa mendapat vaksinasi jadi khusus diberikan kepada orang-orang yang kontak erat dengan pasien terkonfirmasi,” terangnya.
Sebelumnya, kasus pertama positif cacar monyet di Indonesia terjadi pada 19 Agustus 2022. Dialami oleh seorang pasien berusia 27 tahun dengan riwayat perjalanan dari negara terkonfirmasi cacar monyet yang saat ini sudah dinyatakan negatif atau sembuh.
Lebih lanjut, IDI merekomendasikan obat dan vaksin cacar monyet ini ke 15 laboratorium yang sudah tersebar di Indonesia. Nantinya vaksin dan obat akan diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan pemeriksaan dan kelompok-kelompok tracing termasuk keluarga atau yang kontak erat.
“Pertama nakes yang melakukan pemeriksaan secara dekat dengan infeksi ini. Kan ada 15 lab di Indonesia yang mendapatkan tugas untuk mengidentifikasi Monkeypox ini. Kemudian kelompok-kelompok tracing, yaitu keluarga atau orang yang kontak erat, dan juga kelompok yang memiliki partner seksual yang cukup banyak,” tutupnya.