IDI: Selalu Ada Lonjakan Corona Usai Liburan, Apa Masih Perlu Long Weekend?

16 November 2020 17:27 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung di kawasan tempat wisata Tebing Keraton, Kecamatan CImenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/11/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung di kawasan tempat wisata Tebing Keraton, Kecamatan CImenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Minggu (1/11/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Lonjakan kasus corona efek long weekend pada akhir Oktober mulai terlihat. Secara nasional, terdapat penambahan kasus corona lebih dari 5 ribu pasien per hari dalam 2 hari berturut yakni 13 dan 14 November.
ADVERTISEMENT
Sementara di Jakarta, terjadi peningkatan kasus selama 3 hari terakhir yakni lebih dari 1.000 pasien per hari. Padahal sebelumnya penambahan kasus di bawah 1.000 pasien per hari.
Pada 13 November, penambahan kasus harian di Jakarta sebanyak 1.033 kasus. Berlanjut pada 14 November dengan 1.255 kasus. Kemudian pada 15 November dengan 1.165 kasus baru.
Wakil Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Moh Adib Khumaidi, SpOT, mengatakan lonjakan kasus tersebut sangat mungkin terjadi karena long weekend pada akhir Oktober.
Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dr. Moh. Adib khumaidi, SpOT Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Merujuk data tersebut dan lonjakan saat libur panjang pada Mei serta Agustus, IDI mempertanyakan apakah long weekend pada akhir tahun 2020 yakni Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2021 masih diperlukan.
ADVERTISEMENT
"Ini menggambarkan pertanyaan dari kami juga di tenaga medis. Apa memang harus ada liburan panjang? apalagi kita tahu long weekend membawa dampak fluktuasi (kasus corona)" ujar Adib dalam diskusi virtual di acara BNPB, Jakarta, Senin (16/11).
Sehingga Adib menyatakan apabila pemerintah memutuskan long weekend akhir tahun 2020 masih diperlukan, penerapan protokol kesehatan di transportasi umum dan tempat wisata harus tegas.
Sejumlah wisatawan berkunjung ke kawasan Malioboro di Yogyakarta, Jumat (30/10). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
"Kalau ada long weekend harus ada pengaturan dari transportasinya, aturan tegas di tempat wisata, hotel. Semua harus melaksanakan aturan itu. Kalau kita lihat aturan itu belum semuanya dilaksanakan, bahkan masih banyak yang tidak pakai masker. Belum ada pelarangan dalam tempat yang berkerumun harusnya ada batasan usia di atas 60 tahun tidak boleh, anak kecil tidak boleh," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Ini harus tegas jadi aturan. Sehingga kalau tetap boleh libur panjang aturan tegas harus ada. Supaya jadi suatu dasar perubahan perilaku harus dilakukan," tutupnya.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, sebelumnya mengatakan lonjakan kasus tersebut membuat pihaknya mempertimbangkan rekomendasi meniadakan atau mempersingkat long weekend pada akhir tahun.