IDI Tak Rekomendasikan Lockdown meski Corona XBB Melonjak

3 November 2022 17:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Infografik XBB Bikin Kasus Corona RI Naik 2 Kali Lipat.   Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Infografik XBB Bikin Kasus Corona RI Naik 2 Kali Lipat. Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
IDI tidak merekomendasikan lockdown sebagai upaya menekan pertambahan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini. Hal ini disampaikan Dr Erlina Burhan selaku Ketua Satgas Covid IDI.
ADVERTISEMENT
“Tidak (rekomendasikan lockdown),” tegasnya pada konferensi pers yang digelar pada Kamis (3/11).
Menurutnya, lockdown memiliki banyak dampak yang mempengaruhi kehidupan masyarakat.
“Ini (lockdown) banyak sekali dampaknya, terutama dampak di luar kesehatan,” jelasnya.
Banyak faktor yang ikut terpengaruh dalam keputusan pengadaan lockdown, terutama faktor ekonomi masyarakat. Hal ini sudah pernah dialami oleh Indonesia sebelumnya, ketika PSBB berlangsung beberapa waktu lalu.
”Jadi kita tau pada saat PSBB saja masyarakat sangat keberatan, masalah ekonomi terutama, banyak org yang bermasalah,” kata Erlina.
Saat PSBB berlangsung, tidak hanya faktor perekonomian yang terpengaruh. Sektor pendidikan pun merasakan dampak langsung dari pemberlakukan lockdown. Kesulitan siswa untuk dapat menerima bahan pembelajaran, serta banyak keterbatasan lain membuat langkah lockdown tidak dianggap bijak untuk mengatasi lonjakan kasus Covid.
ADVERTISEMENT
Sebagai gantinya, ia justru menegaskan masyarakat untuk selalu mengetatkan protokol kesehatan ketika beraktifitas di luar.
“Jadi tadi salah satu rekomendasi kami pada masyarakat adalah silakan beraktivitas, tapi ketatkan protokol kesehatan. Karena covid ini masih berlangsung,” imbaunya.
Lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi saat ini disinyalir merupakan dampak dari masyarakat yang mulai mengabaikan protokol kesehatan yang berlaku.
“Kami mengadakan konferensi pers ini salah satunya untuk mengimbau masyarakat untuk mengetatkan protokol kesehatan, karena disinyalir kenaikan kasus yang terjadi adalah salah satunya protokol kesehatan masyarakat yang sudah mulai lemah,” ucap Dr. Erlina.
Lebih lanjut, ia juga memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan masyarakat.
“Perketat protokol kesehatan, dapatkan vaksin yang sesuai anjuran pemerintah, pakai masker yang tepat, jangan yang nyaman yang longgar di wajah. Ayo kita kembali rajin cuci tangan, dan kalau nggak pakai masker kalau batuk dan bersin ditutup dengan tisu atau siku yang dilipat,” tukasnya.
ADVERTISEMENT
Reporter: Andin Danaryati