Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
IDI Ungkap 5 Obat Tak Bermanfaat bagi Pasien COVID-19, Ada Ivermectin
6 Februari 2022 9:58 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ketua Satgas IDI Prof Zubairi Djoerban mengungkap obat-obat yang dulu dipakai untuk COVID-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat. Bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus.
ADVERTISEMENT
Ke-5 obat tersebut adalah:
Dalam akun Twitter resminya, Zubairi pun mengungkap alasan kelima obat tersebut tidak bermanfaat. Juga ada yang berpengaruh ke jantung.
Berikut penjelasan Zubairi, dikutip Minggu (6/2).
Ivermectin
Tidak disetujui Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa. Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin.
Klorokuin
Memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi.
Oseltamivir
Obat ini sebenarnya untuk Influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati COVID-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk COVID-19. Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kalau Oseltamivir jangan diminum, pilihannya apa?
"Ada beberapa pilihan untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir. Nanti biar dokter Anda yang memilihkan," tutur Zubairi.
Plasma Convalescent
Selain sama sekali tidak bermanfaat, pemberian Plasma Convalescent juga mahal dan prosesnya begitu memakan waktu.
Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.
Azithromycin
Obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi COVID-19, baik skala ringan serta sedang. Kecuali ditemukan bakteri—selain virus penyebab COVID-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya COVID-19, maka obat ini tidak diperlukan.