IHSG Meroket Bukan Jaminan Bagi S&P Naikkan Predikat Investment Grade

6 April 2017 13:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pemantauan Indeks Harga Saham Gabungan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemantauan Indeks Harga Saham Gabungan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus bergerak positif. Setelah berhasil menembus level 5.600, kini IHSG menguji untuk menembus level 5.700.
ADVERTISEMENT
Namun pergerakan positif yang terjadi pada IHSG belum menjadi jaminan Indonesia dapat meraih predikat investment grade dari lembaga pemeringkat utang internasional, Standard & Poor's (S&P).
"Tidak hanya ditentukan oleh satu faktor. Buat mereka, belanja dengan berbicara double B positif (BB+) masih kita lihat terus. Investor punya pandangan berbeda, karena investor asing itu kan menentukan di Indonesia," ungkap Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio saat ditemui di kantornya, Gedung BEI, Jakarta, Kamis (6/4).
Menurut Tito, S&P sampai saat ini belum juga menaikkan rasio utang Indonesia dari BB+ menjadi investment grade atau layak investasi. Padahal lembaga lain seperti Moody's dan Fitch telah memberikan investment grade kepada Indonesia.
Memantau Indeks Harga Saham Gabungan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Memantau Indeks Harga Saham Gabungan. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Tito mengatakan, sudah ada perbaikan yang cukup signifikan dari ekonomi Indonesia. Misalnya, dia menyebut saat ini segi tata kelola manajemen, cadangan devisa dan kondisi market Indonesia sudah jauh lebih baik. Sehingga ia optimistis Indonesia mampu meraih predikat investment grade dari S&P.
"Tidak ada alasan tidak kasih (peringkat investment grade) ke kita, dari segi tata kelola manajemen kita sudah baik, cadangan devisa membaik, market kita liquid, growth kita bagus. Jadi tidak ada peraturan untuk memudahkan perizinan dan investasi sudah keluar," kata Tito.
Bila Indonesia mendapatkan predikat investment grade, maka arus investasi yang masuk diprediksi akan meningkat. Tito meyakini, seluruh syarat agar Indonesia bisa mendapatkan predikat investment grade dari S&P sudah terpenuhi.
ADVERTISEMENT
"Kemarin Jepang sudah kasih Triple B (BBB). Sementara ini baiknya melihat hasil dari 2016, growthnya sudah bagus, komprehensif growthnya bagus serta kenaikan sekarang, dan faktor asing," sebut Tito.