Ikatan Guru: 60% Pengajar Tak Bisa Pakai Teknologi, Kami Beri Pelatihan

23 Juni 2020 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/03/2020). Foto:  ANTARA/M Agung Rajasa
zoom-in-whitePerbesar
Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/03/2020). Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
ADVERTISEMENT
Kemdikbud menggelar survei untuk mengetahui efektivitas pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi corona. Hasilnya mayoritas siswa mengalami hambatan, salah satunya mayoritas siswa yang hanya belajar selama 2 jam setiap hari.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum IGI Muhammad Ramli Rahim mengatakan, sejumlah hambatan yang ditemukan Kemdikbud tersebut juga didukung oleh fakta bahwa masih banyak guru yang tak bisa memanfaatkan teknologi untuk kegiatan belajar mengajar.
"Ini wajar mengingat kemampuan guru menggunakan teknologi sangat minim," kata Ramli kepada kumparan, Senin (22/6).
"Lebih dari 60% guru tidak mampu menggunakan teknologi dalam pembelajaran sehingga jadinya, hanya kirim tugas via WA atau SMS," lanjut Ramli.
Oleh sebab itu, organisasi yang dipimpinnya berinisiatif untuk menggelar pelatihan untuk para guru tersebut. Tujuannya yakni untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas guru dalam mengajar.
"Dalam periode Maret-Juni, IGI menggelar 1.458 pelatihan guru dengan melibatkan hampir 300 ribu guru. Untung ada IGI karena Kemdikbud lebih banyak diam. Disdik banyak berharap terutama karena mereka pun tak mampu," ujarnya.
Dua anak menonton video belajar digital dari rumah di Bandung, Jawa Barat, Selasa (17/03/2020). Foto: ANTARA/M Agung Rajasa
Ia pun kemudian mengatakan, pelatihan ini sangat membantu para guru tersebut, namun pemberian aksesnya masih terbatas. Ramli menyebut apabila Kemendikbud mempercayakan pelatihan ke IGI, maka keterbatasan tersebut bisa diatasi.
ADVERTISEMENT
"Amat sangat terbantu (guru) dengan pelatihan IGI tapi kami masih terbatas, semua bisa kami kerjakan andai Kemdikbud mau mengeluarkan selembar kertas memberikan kepercayaan ke IGI untuk melatih guru Indonesia meskipun tanpa diberi anggaran," tutup dia.
Sebelumnya, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk) Kemdikbud, Totok Suprayitno menjelaskan survei efektivitas kegiatan belajar jarak jauh yang diselenggarakan Kemdikbud.
Hambatan yang dialami di antaranya durasi waktu belajar siswa yang berbeda. Selama belajar dari rumah, mayoritas siswa hanya belajar selama 2 jam setiap hari. Siswa juga tak belajar penuh selama 5 hari dalam sepekan yang berakibat hilangnya pengalaman belajar siswa.
Kabalitbang Kemendikbud Totok Suprayitno. Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
"Memang mayoritas anak-anak belajar dari rumah selama COVID-19, 95 persen menyatakan belajar dari rumah full. Namun ada beberapa hambatan anak-anak dalam belajar. Sehingga, ada potensi pengalaman belajar yang hilang," ujar Totok dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR, Jakarta, Senin (22/6).
ADVERTISEMENT
Selain itu, siswa juga sulit memahami pelajaran yang berasal dari buku materi selama belajar dari rumah. Meski demikian, 90 persen orang tua bersedia mendampingi anaknya belajar dari rumah.
Untuk mengatasi itu, Kemendikbud akan membuat modul yang dikemas lebih sederhana agar siswa lebih mudah ketika belajar dari rumah. Modul pun juga akan dikemas lebih menarik agar siswa tak merasa bosan.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.