Iluni UI Tak Lihat Ada Unsur Politis di Dugaan Kekerasan Seksual Melki Sedek

22 Desember 2023 16:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum  Iluni UI, Didit Ratam. Foto: Instagram/@diditratam
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Iluni UI, Didit Ratam. Foto: Instagram/@diditratam
ADVERTISEMENT
Ikatan Alumni Universitas Indonesia (Iluni UI) juga menyoroti kasus dugaan kekerasan seksual yang menyeret Ketua (Nonaktif) BEM UI Melki Sedek Huang. Ketua Umum Iluni UI Didit Hidayat A. Ratam yakin tak ada unsur politis.
ADVERTISEMENT
"Kita enggak lihat (ada unsur politis/politisasi) itu ya, ini dua hal terpisah. Saya bisa bicara begitu karena kalau bicara soal keras [vokal/kritis], dari dulu Ketua BEM juga begitu," kata Didit saat dihubungi, Jumat (22/12).
Ada isu yang menyebut dugaan kasus ini diembuskan karena Melki kerap mengkritik pemerintahan Jokowi yang sedang berkuasa. Namun menurut Didit, dalam sejarahnya, Ketua BEM UI memang selalu demikian.
"Siapa, sih, yang enggak keras Ketua BEM UI? Hampir semua keras. Semua juga lantang menyampaikan kritik ke pemerintah. Kita tidak melihat itu dua hal yang berhubungan. Yang kita lihat BEM memang kritis, bagus dan masih dalam batas kewajaran," ungkap alumnus FT UI 1982 ini.
Menurut Didit, hal yang bijak saat ini adalah menunggu hasil investigasi Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) UI. Laporan korban terhadap Melki masuk melalui website Satgas pada 14 November 2023.
ADVERTISEMENT
"Jangan anggap langsung politis, kita tunggu hasil Satgas PPKS, kita hormati bersama," saran Ketum Iluni periode 2022-2025 ini.
Ketua BEM UI Melki Sedek Huang. Foto: Dok. Pribadi
Didit menambahkan, Iluni UI sangat menghormati independesi Satgas PPKS yang diketuai Prof. Manneke Budiman. Namun bila pihaknya diminta dukungan atau bantuan tertentu, Didit siap.
"Kalau kami diundang membantu, dengan senang hati kami bantu. Tapi PPKS ini, kan, sifatnya independen, dia juga punya prosedur dan tata laksana sendiri," jelas Didit.
"Jika memang terbuka kami diminta bantu, pasti kita bantu, enggak mungkin enggak. Tentu ada aturan mainnya, karena masalah independensi ini cukup sensitif," imbuhnya.
Kampus Universitas Indonesia (UI). Foto: Dok. UI

Isu Kekerasan Seksual dan Mental Health

Di sisi lain, secara lebih luas, Didit menilai di lingkungan kampus UI isu kekerasan seksual sedang ramai dibahas. Lebih khusus terkait dengan mental health atau kesehatan mental/jiwa.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya bukan cuma isu kekerasan seksual, kalau kita mau tarik lebih luas isu besar di PT [pergurun tinggi] itu kesehatan mental. Kita punya program. Iluni UI bersama Iluni Psikologi kita bantu UI untuk menambah psikolog yang bersertifikasi yang bisa bantu," kata dia.
"Ternyata kendalanya, jumlah orang yang punya masalah kesehatan jiwa banyak sekali. Buktinya apa, waktu tunggu untuk bertemu konselor itu lama. Sehingga jalan keluarnya perbanyak konselor," tutup Didit.

Bantahan Melki Sedek Huang

Terpisah, Melki menegaskan tidak melakukan kekerasan seksual. Mahasiswa FH 2019 ini siap mengikuti proses yang dilakukan Satgas PPKS UI pimpinan Prof. Manneke Budiman.
"Biarkan proses itu yang kemudian membuktikan, biar saya yang membuktikan karena saya siap mengikuti segala proses yang ada," kata Melki.
ADVERTISEMENT
Melki juga mengaku mendapat teror belakangan ini. Namun, dia tak bisa memastikan apakah itu terkait dengan dugaan kasus ini atau tidak.