Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Imam Besar Al-Azhar: Islam Tak Pernah Ajarkan Perkelahian dengan Agama Lain
10 Juli 2024 16:05 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Grand Syaikh Al-Azhar Kairo Ahmed Muhammad Al Tayeb menghadiri acara Interfaith and Intercivilizatioan yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel Pullman, Jakarta Barat, pada Rabu (10/7).
ADVERTISEMENT
Dalam kesempatan itu, Al Tayeb berpesan kepada ummat islam untuk menjaga perdamaian dengan agama lain.
"Sesungguhnya agama dan madzhab wahai tuan-tuan sekalian, adalah awal dan akhir, bukan hanya risalah tentang perdamaian dan kasih sayang terhadap manusia, tetapi saya katakan bahwa itu juga risalah kepada tumbuhan hewan dan lingkungan," kata Al Tayeb.
Al Tayeb menegaskan, dalam agama Islam, tak ada ajaran yang mengizinkan ummat Islam untuk mengangkat senjata kecuali untuk membela diri dan tanah air.
"Dan kita tahu islam tidak memperbolehkan mengangkat senjata, kecuali dalam satu hal untuk menjaga diri dan tanah air," ucap dia.
Al Tayeb mengatakan, dalam Islam juga tidak ajaran yang memaksa agama lain untuk ikut beragama Islam. Ia menegaskan Islam tak pernah mengajarkan perkelahian.
ADVERTISEMENT
"Tidak pernah terjadi umat Islam berkelahi dengan agama lain, sehingga mereka memutuskan masuk agama Islam," tandasnya.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf menyambut hangat kehadiran Grand Syaikh Al-Azhar Kairo Ahmad Muhammad Tayib atau Imam Besar Al-Azhar di Indonesia. Katanya, selamat datang di negeri Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja).
"Yang terhormat Imam Besar Ustaz Doktor Ahmad Muhammad At Tayib Syekh Azhar yang mulia. Selamat datang atas kehadiran Anda di Indonesia. Selamat datang di negeri Ahlussunnah wal jamaah (Aswaja)," katanya saat menyampaikan sambutan di acara Interfaith and Intercivilizatioan di Hotel Pullman, Jakarta Barat pada Rabu (10/7).
Gus Yahya menyebut, Indonesia adalah negeri agamis dan penuh keramahan. Jadi meski beragam tetap saling menggenggam.
"Sambil tetap mempertahankan keramahannya kepada siapa pun meskipun berbeda, dan terus bertekad melestarikan persaudaraan, kesetaraan dan harmoni di tengah aneka-ragam bahasa, suku, budaya dan agama-agama," ucap dia.
ADVERTISEMENT