Imam Indonesia Pidato di Acara Mengenang korban Teror di Christchurch

17 Maret 2019 11:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktar, seorang wanita yang mengatakan suaminya menghilang usai serangan di masjid, menangis di luar Gedung Komunitas Umat Muslim di dekat Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters/Jorge Silva
zoom-in-whitePerbesar
Aktar, seorang wanita yang mengatakan suaminya menghilang usai serangan di masjid, menangis di luar Gedung Komunitas Umat Muslim di dekat Masjid Al Noor di Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters/Jorge Silva
ADVERTISEMENT
Ribuan orang turut serta dalam peringatan mengenang 50 korban tewas penembakan di masjid Christchurch. Acara ini diadakan di seluruh Selandia Baru, salah satunya di kota Invercargill.
ADVERTISEMENT
Di kota ini, Reza Abdul Jabbar, seorang warga Indonesia yang menjadi imam masjid di Invercargill menyampaikan pidatonya di hadapan 1.000 orang. Dalam acara di Wachner Place pada Minggu (17/3) itu, Reza mengatakan tragedi itu menimbulkan rasa pilu yang mendalam.
"Tragedi ini menciptakan rasa sakit seperti tendangan di ulu hati yang tidak pernah disangka-sangka," kata Reza seperti dikutip Stuff.
Pelaku Brendon Tarrant, memberondong jemaah salat Jumat di dua masjid kota Chrischurch dengan peluru. Dari 50 korban tewas, salah satu di antaranya adalah WNI bernama Lilik Abdul Hamid, teknisi di maskapai Air New Zealand.
Dia mengatakan, pelaku telah merencanakan serangan tersebut dengan matang, tahu jadwal ibadah rutin umat Islam.
"Pelakunya tahu hal ini dengan baik, ini adalah tindakan yang terencana, tidak berperasaan, dan dingin yang telah menghancurkan hati semua orang di negara ini dan seluruh dunia," kata Reza.
ADVERTISEMENT
"Kami bangga berdiri di sini sebagai Southlander dan mendapatkan dukungan dari Southland. Kami lebih bersatu dibanding sebelumnya, dan demi Tuhan kami tidak akan kalah," lanjut Reza. Southland adalah sebutan untuk wilayah selatan Selandia Baru.
Seorang pria memegang rosario dan lilin yang menyala, sambil berdoa untuk para korban serangan di masjid, di sebuah area penghormatan di Botanical Gardens, Christchurch, Selandia Baru. Foto: Reuters/Edgar Su
Reza adalah imam masjid yang juga pengusaha ternak sukses di dengan ribuan sapi perah. Pria asal Pontianak ini dilaporkan memiliki lebih dari 800 hektare lahan pertanian di Selandia Baru.
Dikenal sebagai pemuka agama Islam di Invercargill, Reza menyatakan kesiapannya untuk membantu pengurusan jenazah korban meninggal dunia di Christchurch.
Putrinya, Aisha, juga terkenal vokal dalam menyuarakan keragaman etnis di Selandia Baru. Aisha juga turut menyampaikan pidatonya setelah Reza.
"Kekerasan terhadap Muslim adalah hal yang paling tidak masuk akal," kata Aisha.
ADVERTISEMENT