Imam Masjid LGBT Pertama Muhsin Hendricks Tewas Ditembak di Afrika Selatan

16 Februari 2025 11:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
Ilustrasi penembakan Foto: Indra Fauzi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penembakan Foto: Indra Fauzi/kumparan
ADVERTISEMENT
Pria dengan julukan imam masjid pertama di dunia yang terbuka sebagai gay, Muhsin Hendricks, tewas ditembak di Bethelsdorp, dekat Gqeberha, Afrika Selatan, Sabtu (15/2).
ADVERTISEMENT
Polisi masih menyelidiki motif di balik serangan itu.
Hendricks sedang berada di dalam mobil bersama orang lain ketika sebuah kendaraan mengadang jalan mereka.
“Dua pria bertopeng keluar dan melepaskan beberapa tembakan ke mobil,” kata kepolisian Eastern Cape dalam pernyataan resmi, seperti diberitakan Guardian.
Hendricks yang saat itu duduk di kursi belakang, tewas di tempat.
Video yang beredar di media sosial menunjukkan momen penembakan tersebut. Polisi telah mengonfirmasi keasliannya dan meminta masyarakat yang memiliki informasi untuk melapor.

Figur Imam di Komunitas LGBTQ+ Muslim

Hendricks mulai terbuka soal orientasi seksualnya pada 1996 dan aktif dalam advokasi LGBTQ+ di komunitas Muslim.
Dua tahun kemudian, ia mulai mengadakan pertemuan di Cape Town untuk mereka yang merasa terpinggirkan.
“Saya membuka garasi, meletakkan karpet, dan mengundang orang-orang untuk minum teh serta berbincang,” kenangnya dalam wawancara dengan Guardian pada 2022.
ADVERTISEMENT
Pada 2011, ia mendirikan masjid Al-Ghurbaah di Wynberg, Cape Town, sebagai tempat ibadah inklusif bagi Muslim queer dan perempuan yang mengalami diskriminasi.
Hendricks sadar akan risiko yang dihadapinya. Ia pernah menerima ancaman dan disarankan menyewa pengawal, tetapi menolak.
“Kebutuhan untuk menjadi otentik lebih besar daripada rasa takut mati,” katanya.
Hidupnya penuh transisi. Ia dibesarkan dalam keluarga Muslim konservatif, menikah, memiliki anak, lalu bercerai sebelum akhirnya mengungkapkan orientasi seksualnya kepada keluarganya pada usia 29 tahun.

Afrika Selatan dan Tingginya Angka Pembunuhan

Para pengunjuk rasa saat demonstrasi tolak LGBT di Obelisk Square di Dakar, Senegal, Minggu (20/2/2022). Foto: SEYLLOU/AFP
Kasus Hendricks terjadi di negara dengan tingkat pembunuhan yang tinggi.
Afrika Selatan mencatat 28 ribu pembunuhan sepanjang 2023 hingga Februari 2024.
Asosiasi Lesbian, Gay, Biseksual, Trans, dan Interseks Internasional (ILGA) mengecam pembunuhan Hendricks dan meminta penyelidikan menyeluruh.
ADVERTISEMENT
“Kami khawatir ini adalah kejahatan kebencian,” kata Direktur Eksekutif ILGA, Julia Ehrt.
Polisi masih mengumpulkan bukti. Hingga kini, belum ada tersangka yang ditangkap.