Imbas Kisruh Demo Tolak Reformasi Pensiun, Charles III Tunda Lawatan ke Prancis

24 Maret 2023 18:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja Inggris Charles III bergabung dengan anggota komunitas Sudan dari seluruh Inggris Raya, pada peringatan 20 tahun konflik di Darfur, pada sebuah resepsi di London, Rabu 15 Maret 2023. Foto: Ian Vogler/Pool via AP
zoom-in-whitePerbesar
Raja Inggris Charles III bergabung dengan anggota komunitas Sudan dari seluruh Inggris Raya, pada peringatan 20 tahun konflik di Darfur, pada sebuah resepsi di London, Rabu 15 Maret 2023. Foto: Ian Vogler/Pool via AP
ADVERTISEMENT
Raja Charles III menunda kunjungan kenegaraannya selama tiga hari ke Prancis yang semula dijadwalkan berlangsung mulai Minggu (26/3) pekan ini.
ADVERTISEMENT
Langkah itu diambil usai serikat pekerja Prancis menyerukan hendak memperpanjang mogok kerja massal dan protes skala nasional di jalanan selama kunjungan bangsawan Inggris tersebut.
Dikutip dari Reuters, pengumuman itu dikonfirmasi pemerintah di kediaman Presiden Prancis Emmanuel Macron —Istana Elysee, pada Jumat (24/3).
“Mengingat pengumuman kemarin mengenai satu hari lagi protes nasional menentang reformasi pensiun pada hari Selasa, kunjungan Raja Charles, yang awalnya dijadwalkan pada 26-29 Maret, akan ditunda,” demikian bunyi pengumuman tersebut.
Belum ada informasi lebih lanjut terkait perubahan jadwal kapan Charles III dapat berkunjung ke Prancis dalam waktu yang tepat.
Padahal, agenda lawatan ke Prancis merupakan kunjungan luar negeri pertama bagi Charles III sebagai raja.
Bersama istrinya — Permaisuri Camilla, Charles III semula akan berkunjung ke Jerman seusai misinya di Prancis berakhir dalam rangka tur perjalanannya ke Eropa yang akan berlangsung pada 26-31 Maret 2023.
Pangeran Charles dan Camilla, Duchess of Cornwall menyambut Presiden Prancis Emmanuel Macron di Clarence House di London, Kamis 18 Juni 2020. Foto: Jonathan Brady/REUTERS
Charles III memiliki misi untuk mengupayakan pembangunan kembali hubungan Inggris dan Prancis yang telah rusak akibat Brexit di 2020 —ketika Inggris menjadi satu-satunya negara berdaulat yang mencabut keanggotaannya di Uni Eropa.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, adapun protes skala nasional tersebut merupakan bentuk amarah publik atas RUU yang dicetuskan pemerintahan Presiden Emmanuel Macron terkait kenaikan usia pensiun selama dua tahun —semula 62, kini menjadi 64 tahun.
Ratusan ribu hingga jutaan demonstran yang terdiri dari anggota berbagai serikat pekerja melakukan aksi mogok kerja massal dan berhamburan ke jalanan, mendesak pemerintah mencabut rencana reformasi pensiun itu.
Mereka juga sebelumnya telah menyerukan agar kunjungan Charles III dapat dibatalkan.
Serikat pekerja terbesar di Prancis CGT sebelumnya pada pekan ini mengancam para anggota pekerjanya untuk tidak berpartisipasi dalam persiapan penyambutan Charles III. Padahal, persiapannya sudah berlangsung sejak beberapa bulan lalu.
Para pengunjuk rasa berbaris selama rapat umum di Marseille, Prancis selatan. Foto: Daniel Cole/AP Photo
CGT mengumumkan anggotanya yang bekerja di Mobilier National —lembaga yang bertanggung jawab untuk menyediakan karpet merah, bendera, dan furnitur untuk bangunan publik, akan memboikot resepsi kedatangan Charles III di Kota Paris.
ADVERTISEMENT
“Kami meminta administrasi kami untuk menginformasikan kepada layanan yang bersangkutan bahwa kami tidak akan menyediakan perabotan, karpet merah atau bendera,” demikian bunyi pernyataan CGT.
Tak cuma itu, aksi mogok massal yang berdampak pada layanan transportasi, kilang minyak, dan sekolah-sekolah itu juga mencakup petugas kebersihan.
Kota Paris yang dikenal di dunia dengan kemewahan dan keindahannya itu kini dinodai oleh tumpukan-tumpukan sampah di jalanan yang menimbulkan aroma tak sedap.
Para pengamat pun memperkirakan pemandangan itu bisa lebih buruk lagi, baik bagi Charles III maupun Macron itu sendiri apabila kunjungan kenegaraan ini tetap dipaksakan terjadi.