Imbas Pandemi Corona, Tunawisma di Jawa Barat Meningkat 5 Persen

7 Mei 2020 21:10 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memberi uang ke pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memberi uang ke pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Wabah virus corona membuat jumlah tunawisma di Jawa Barat meningkat. Sejak awal kemunculan kasus virus corona di Indonesia pada Maret lalu, tunawisma yang masuk dalam kategori gelandangan dan pengemis dalam data Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) mengalami peningkatan hingga 5 persen.
ADVERTISEMENT
Bertambahnya jumlah tunawisma ini diduga kuat akibat geliat perekonomian yang menurun. Sebab, tak sedikit pekerja yang terpaksa di-PHK maupun dirumahkan oleh perusahaannya.
Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial dari Dinas Sosial Pemprov Jawa Barat, Adun Abdullah Syafii, mengungkapkan peningkatan signifikan terjadi di kota-kota besar seperti Kota Bandung, Kota Cimahi, Bekasi, dan Bogor. Sejak pandemi terjadi, PPKS kini sudah menembus angka 13.000 orang.
Petugas memberhentikan kendaraan bermotor di titik penyekatan larangan mudik di Jatinangor, perbatasan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
"Itu di angka 12.676 gelandang-pengemis naik 5 persen jadi di angka 13.310," kata Adun melalui sambungan telepon, Kamis (7/5).
"Pas pandemi, dari Maret berarti karena memang sangat logis juga sih ketika sekarang miskin baru banyak. Ya imbasnya pastilah angka PPKS ini yang orang gila pasti meningkat, ya pemulung juga pasti banyak. Imbas dari aktivitas ekonomi yang menurun," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Di Kota Bandung, lanjut Adun, para tunawisma justru berasal dari luar Bandung, seperti Kabupaten Bandung Barat, untuk mengadu nasib. Namun, sejak diterapkannya PSBB, tak sedikit dari mereka yang kehilangan pekerjaan dan tak sanggup membayar uang kontrakan. Kasus yang sama juga terjadi di Kabupaten Bogor.
"Kalau Kota Bandung memang minggu-minggu ini tuh banyak yang laporan tunawisma itu rata-rata orang luar Bandung. Jadi dia mengadu nasib di Kota Bandung sebelum kita melaksanakan PSBB, ya otomatis dia jadi kehilangan dan meningkat," papar dia.
Ilustrasi pengemis. Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Apa solusi yang akan dilakukan Dinsos untuk mengatasi persoalan ini? Adun menjelaskan, para tunawisma ini bakal diberikan bantuan kebutuhan pokok melalui Gerakan Nasi Bungkus (Gasibu).
Solusi kedua, mereka akan dikembalikan ke wilayahnya. Seperti misalnya, tunawisma di Kota Bandung akan dikembalikan ke wilayah asalnya di Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat.
ADVERTISEMENT
"Kedua, memang kabupaten/kota berupaya melayani mereka untuk dikembalikan ke kampung asalnya salah satunya yang tadi dari Bandung Barat," tutur dia.
Sementara itu, panti sosial juga disiapkan sebagai solusi terakhir. Misalnya, jika tunawisma enggan kembali ke keluarga atau keluarganya menolak dikembalikan, maka pemerintah akan memberi layanan panti sosial. Kini, terdapat delapan panti sosial dan 13 satuan pelayanan yang tersebar di Jabar.
"Panti itu alternatif terakhir, ya," tandas dia.
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.