Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Imbas Serangan Israel, 16 Rumah Sakit di Gaza Tak Bisa Beroperasi
4 November 2023 20:43 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina mengungkapkan ada 16 rumah sakit di seluruh Jalur Gaza yang tak bisa beroperasi. Dilansir Middle East Eye, seluruh rumah sakit ini terdampak oleh serangan Israel dan pemblokiran akses yang dilakukan sejak 9 Oktober 2023 lalu.
ADVERTISEMENT
"Mereka secara langsung menargetkan sekitar rumah sakit. [Selain 16 rumah sakit ini] ada sekitar 105 fasilitas medis yang juga menjadi sasaran," kata Kementerian Kesehatan Palestina dilansir Middle East Eye, Sabtu (4/11).
Ia juga mendesak pihak Israel untuk membuka perbatasan Rafah. Sehingga akses bantuan berupa bahan makanan, obat-obatan, selimut, hingga tenda yang dikumpulkan dari masyarakat di seluruh dunia bisa masuk dan warga Palestina yang terluka bisa dirawat.
"Jika tidak, kami akan kehilangan ratusan nyawa lagi," lanjut pernyataan itu.
Selain itu, generator listrik di Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza utara juga sudah mati sepenuhnya. Hal ini disebabkan oleh pasokan bahan bakar yang semakin menipis akibat pemblokiran akses masuk ke Jalur Gaza oleh Israel.
ADVERTISEMENT
Selama agresi militernya sejak awal Oktober 2023 lalu, Israel memang beberapa kali menargetkan daerah sekitar rumah sakit. Salah satunya adalah sekitar Rumah Sakit Indonesia yang ada di Jalur Gaza.
Bahkan, Jumat (3/11) lalu, militer Israel menyerang konvoi ambulans di pintu masuk rumah sakit terbesar di Gaza, Al-Shifa. Mereka mengeklaim bahwa ambulans itu digunakan oleh Hamas. Sedangkan di sisi lain, pejabat kesehatan Palestina menyebut ambulans itu tengah mengangkut korban luka akibat perang.
Akibat serangan itu, sejumlah warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka. Rumah Sakit Al-Shifa, yang sebelumnya juga dituding berdiri di atas lorong bawah tanah tempat Hamas bersembunyi, itu kini tingkat huniannya sudah melampaui 164%.
Serangan Israel terhadap ambulans ini juga mengejutkan Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus. Sebab, dalam aturan perang internasional, ada sejumlah kelompok yang harus dilindungi dan tak boleh diserang; termasuk warga sipil, tenaga medis, jurnalis, hingga tentara yang menyerah atau sedang terluka.
ADVERTISEMENT
"Sangat terkejut dengan laporan serangan terhadap ambulans yang mengevakuasi pasien di dekat rumah sakit Al-Shifa di Gaza, yang menyebabkan kematian, cedera dan kerusakan," kata Tedros di X.
"Kami tegaskan kembali: pasien, petugas kesehatan, fasilitas, dan ambulans harus dilindungi setiap saat. Selalu," sambungnya.