Imigran Kuba dan Pendukung Israel, Marco Rubio, Resmi Jadi Menlu Baru AS

22 Januari 2025 11:44 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: Andrew Caballero-Reynolds/AFP
ADVERTISEMENT
Senator AS asal Frolida, Marco Rubio, resmi dilantik jadi Menlu baru AS pada Selasa (21/1). Rubio menekankan kebijakan luar negeri di bawah pemerintahan Trump akan menempatkan kepentingan rakyat AS.
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Rubio disahkan setelah Senat AS secara mutlak menyetujuinya selang beberapa jam setelah pelantikan Trump.
Selama ini, Rubio dikenal sebagai sosok pengkritik Kuba, China dan pendukung Israel. Ia juga adalah anak imigran Kuba.
“Janji utamanya (Trump) dalam kebijakan luar negeri adalah bahwa prioritas utama Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat adalah [warga] AS, yang akan memajukan kepentingan nasional negeri ini,” kata Rubio saat diambil sumpah jabatannya oleh Wapres AS JD Vance.
Ia menambahkan, di bawah pemerintahan Trump AS akan mempromosikan perdamaian dunia. Akan tetapi Rubio tidak menampik potensi AS menggunakan kekuatan untuk mencapai perdamaian.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio. Foto: KEVIN LAMARQUE/AFP
Rubio (53) merupakan politisi Republik, yang juga anggota lama komite intelijen dan hubungan luar negeri senat. Dia kerap berkomentar mengenai kebijakan AS di dunia.
ADVERTISEMENT
Selain keras terhadap China dan Kuba, Rubio pernah melontarkan kritik tajam terhadap pemerintahan Venezuela yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro.
Adapun selama sidang konfirmasinya menjadi Menlu, Rubio mengingatkan bahwa AS harus mengubah arah untuk menghindari ketergantungan yang lebih besar pada China.
Rubio juga mengatakan, menghentikan perang di Ukraina harus menjadi kebijakan AS.
Ia mengatakan mencapai kesepakatan untuk menghentikan pertempuran akan melibatkan konsesi dari Moskow dan Kiev, dan mengusulkan bahwa Ukraina harus melepaskan tujuannya untuk mendapatkan kembali semua wilayah yang telah diambil Rusia dalam 10 tahun terakhir.
Rubio juga menjadi orang pertama keturunan Hispanik yang menjabat sebagai diplomat tertinggi di negara itu.