IMIP Morowali Bantah Kurung Pegawai Imbas Corona, Perketat Izin Keluar

3 Februari 2020 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana pekerja di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana pekerja di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Indonesia Morowali Industrial Park (PT IMIP) menegaskan tak pernah mengurung para pekerjanya terkait wabah penyebaran virus corona. Perusahaan tambang nikel di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah itu juga tak pernah menutup aktivitas industri.
ADVERTISEMENT
"Kami tak pernah mengurung karyawan apalagi menutup industri pertambangan yang kami kelola," kata Koordinator Komunikasi dan Hubungan Media PT IMIP, Dedy Kurniawan, dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2).
Suasana pekerja di kawasan PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Dedy menuturkan, berita 'pengurungan' pegawai awalnya dikonfirmasi oleh media Prancis, AFP. Dalam beritanya, AFP menulis artikel berjudul "Thousands on virus lockdown at China-backed plant in Indonesia." Menurut Dedy, kata 'lockdown' itu disalahartikan oleh sejumlah media.
"Kata 'Lockdown' itu dari hasil konfirmasi kami kepada pihak AFP, bukan mengurung, tapi memberikan akses terbatas kepada karyawan, khususnya para tenaga kerja asing dengan mengharuskan mereka untuk mendapatkan izin tertulis jika hendak keluar atau masuk ke kawasan industri IMIP," tutur Dedy.
PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Dedy memastikan PT IMIP telah meminta seluruh karyawan melakukan medical check up, termasuk pemeriksaan suhu tubuh. Selain itu, kata dia, perusahaan juga menempatkan sejumlah alat pengukur suhu tubuh di sejumlah titik di dalam kawasan industrinya.
ADVERTISEMENT
"Jadi tak ada itu yang namanya dikurung, karantina apalagi menutup pusat industri kami. Kami sangat menyesalkan pemberitaan itu karena bisa menyesatkan banyak pihak," kata Dedy.
Susana kantin Tenaga Kerja Asing (TKA) dengan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang dipisah di PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Morowali, Sulawesi Tengah, Selasa (7/8). Foto: Fachrul Irwinsyah/kumparan
Sebelumnya, AFP menyebut, lebih dari 40.000 pekerja di kompleks IMIP --yang pekerjanya sebagian besar TKA China-- dikarantina karena khawatir penyebaran virus corona. PT IMIP juga melarang salah satu dari 43.000 stafnya masuk atau pergi tanpa izin tertulis.
Perusahaan melarang karyawan atau tamu dari luar negeri memasuki kompleks. "Kami telah mengidentifikasi dan menyaring pekerja asing dari Wuhan," kata Dedy.
Per 25 Januari 2019, PT IMIP menghentikan sementara penyerapan TKA asal China. Meski begitu, hingga saat ini, kata Dedy, tak ada temuan suspect corona di kawasan PT IMIP.
ADVERTISEMENT
Dedy memastikan hasil tes kesehatan ini sudah diuji oleh Dinas Kesehatan Morowali. Tim Dinkes sudah menyambangi kantor PT IMIP dan menginspeksi para karyawan.
"Iya, dan hasil inspeksi dinyatakan bahwa hingga saat ini kawasan PT IMIP aman dari virus corona," tutur Dedy.
Mengutip publisher kumparan, PALU POSO, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Morowali, Ashar Ma'ruf, menyatakan belum ada temuan pasien suspect Corona. Meski begitu, Dinkes Morowali menegaskan Klinik PT IMIP tetap mengantisipasi penyebaran virus yang telah menewaskan 360 orang tersebut.
"Tanggal 23 Januari 2020 kemarin, Bupati Morowali juga sudah mengeluarkan surat yang berisi instruksi kepada semua perusahaan yang mempekerjakan TKA, supaya melakukan MCU kemudian melakukan pemantauan terhadap para TKA, terutama karyawan dari luar yang baru datang," kata Ashar.
ADVERTISEMENT
Dilansir laman resminya, PT IMIP merupakan perusahaan tambang berbasis nikel patungan Shanghai Decent Investment (Group) dengan porsi saham 49,69%, PT Sulawesi Mining Investment 25%, dan PT Bintang Delapan Investama 25,31%.
Shanghai Decent Investment (Group) Co., Ltd. bekerja sama dengan PT Bintang Delapan Investama mendirikan PT Sulawesi Mining Investment (SMI) pada tahun 2009. Kemudian mulai melakukan pengembangan terhadap tambang nikel seluas hampir 47.000 hektare di Kabupaten Morowali.
Infografik Waspada Virus Corona. Foto: Andri Firdiansyah Arifin/kumparan