Incognito, 21 Tahun Raja Belanda Kopiloti KLM

18 Mei 2017 13:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
KLM Airlines (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
KLM Airlines (Foto: Wikimedia Commons)
Kemarin, Raja terbang untuk yang terakhir kali sebagai kopilot KLM Cityhopper, yakni layanan KLM untuk jarak pendek antar kota di berbagai negara di Eropa.
ADVERTISEMENT
Raja Willem-Alexander selama 21 tahun (sejak masih Putera Mahkota, red) telah menerbangkan pesawat KLM jenis Fokker 70, tapi kini dia akan sekolah lagi untuk boleh menerbangkan Boeing 737.
"Saya pikir menyenangkan untuk sesekali terbang ke tujuan lain, dengan penumpang lebih banyak dan jarak lebih jauh. Itulah yang mendorong saya sekolah lagi untuk Boeing 737," demikian Raja dalam wawancara di De Telegraaf dikutip kumparan Den Haag (kumparan.com), Kamis (18/5/2017).
Maskapai KLM (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai KLM (Foto: Wikimedia Commons)
Sebagai penerbang tamu di KLM, Raja mengangkut penumpang dua kali dalam sebulan, di mana penumpang sama sekali tidak tahu bahwa kopilot mereka adalah seorang Raja.
Dalam wawancara yang dikutip luas media di Belanda itu, terungkap bahwa Raja sering terbang bersama kapten pilot Maarten Putman. Meskipun Raja, dia tunduk pada Putman selaku pilot dan dia tetap menempatkan diri sebagai kopilot.
ADVERTISEMENT
Raja Willem-Alexander. (Foto: Reuters/Chip East)
zoom-in-whitePerbesar
Raja Willem-Alexander. (Foto: Reuters/Chip East)
Raja mengatakan bahwa aktivitasnya di luar tugas kenegaraan itu sebagai hobi, di mana dia harus sepenuhnya berkonsentrasi.
"Anda menerbangkan pesawat, penumpang dan awak kabin. Pada mereka Anda memikul tanggung jawab. Anda tidak boleh membawa masalah di darat ke angkasa," ujar Raja.
Menurut Raja, saat dia berjalan di Bandara Schiphol, Amsterdam, dengan seragam dan pet KLM, dia jarang dikenali. Kadang ada penumpang yang mengenali suaranya saat berkomunikasi melalui pengeras suara di kabin, namun penumpang hanya bisa menduga, sebab sebagai kopilot dia tidak perlu menyebutkan nama.
"Untungnya saya selalu bisa menyambut penumpang selamat datang atas nama pilot dan awak kabin," imbuh Raja.
Maskapai KLM (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Maskapai KLM (Foto: Wikimedia Commons)
Sebelum peristiwa 11/9, pintu kokpit pesawat saat dalam penerbangan seringkali terbuka dan penumpang kadang-kadang mengintip ke dalam kokpit. Namun setelah 11/9, hal itu tidak dimungkinkan lagi.
ADVERTISEMENT
"Dulu penumpang sering melihat-lihat ke kokpit dan mereka senang atau takjub melihat saya duduk di sana (sebagai kopilot). Setelah 11/9, pintu kokpit selalu tertutup dan kontak langsung antara kokpit dan kabin jadi berkurang," pungkas Raja.
Gaya hidup keluarga Tahta Belanda di era modern sekarang ini dikenal merakyat. Setiap ulang tahun Raja, selalu ada pesta rakyat, Raja bersama keluarga berbaur dan bermain bersama rakyat. Tempatnya tiap tahun digilir dari satu kota ke kota lain.
Anak-anak Raja juga sekolah di sekolah dasar sampai sekolah menengah umum biasa namun favorit yakni Christelijk Gymnasium Sorghvliet, Den Haag, dan berangkat sekolah juga naik sepeda. Tentu dengan pengawalan senyap berjarak, demi menutup risiko keamanan.
Putri Amalia berangkat sekolah. (Foto: Dok. RVD)
zoom-in-whitePerbesar
Putri Amalia berangkat sekolah. (Foto: Dok. RVD)
Selain itu Raja didampingi kehumasan sangat prima di tangan Rijksvoorlichtingsdienst/RVD (Dinas Penerangan Kerajaan). Liputan kegiatan masyarakat kenegaraan sangat ketat dipisahkan dari kehidupan pribadi.
ADVERTISEMENT
Saat Catharina-Amalia Beatrix Carmen Victoria putri tertua Raja, yang berarti Putri Mahkota, beranjak remaja dan menginjak sekolah menengah, barangkali di negara lain itu berita, tapi tidak di Belanda.
"Demi kepentingan Putri agar dia dapat menjalani periode sekolahnya dengan tenang. Seluruh masa sekolah adalah pribadi. Sebagaimana anak-anak lainnya, Putri punya hak atas masa remaja tanpa diganggu," demikian RVD.
Kegiatan belajar di Den Haag. (Foto: Dok. Christelijk Gymnasium Sorghvliet, Den Haag)
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan belajar di Den Haag. (Foto: Dok. Christelijk Gymnasium Sorghvliet, Den Haag)
Laporan Reporter kumparan dari Den Haag: Eddi Santosa