Indeks Kemacetan di Jakarta Meroket, Ini Data Tempat yang Banyak Dikunjungi

14 Oktober 2021 17:37 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Macet. Foto: Antara/Risky Andrianto
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Macet. Foto: Antara/Risky Andrianto
ADVERTISEMENT
Kasus corona di DKI Jakarta kian menurun, dan PPKM mulai melonggar. Mayoritas warga di Jakarta kembali beraktivitas normal dengan tetap mematuhi prokes. Namun, akibat aktivitas tersebut, lonjakan kemacetan di Jakarta terus meningkat.
ADVERTISEMENT
Sejumlah ruas jalan pun mulai memberlakukan kebijakan ganjil-genap. Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, AKBP Argo Wiyono menerangkan bahwa jumlah ruas jalan dengan ganjil-genap akan bertambah bila kemacetan meningkat sampai 60%.
"Nanti kalau misalnya kenaikan sampai 60% kita akan tambahkan ruas ganjil-genapnya,” kata Argo Wiyono, saat dihubungi, Selasa (12/10).
Namun, Argo tidak memberikan rincian khusus terkait tren kemacetan tersebut. Meski begitu, kumparan akan menyediakan indeks kemacetan yang diolah berdasarkan Tomtom Trafix Index melalui fitur Global Positioning System atau GPS.
Indeks kemacetan diukur menggunakan skala persentase 0-100. Semakin besar angka, maka akan semakin macet. Begitu pun sebaliknya. Berdasarkan grafik di atas, setiap pelonggaran PPKM akan berbanding lurus dengan tingkat kemacetan.
Saat ini, pemerintah sudah 10 kali memperpanjang PPKM sejak 3 Juli lalu. Kebijakan PPKM darurat pada saat itu terbilang ketat, sehingga tingkat kemacetan pun sangat rendah, yaitu 8 persen. Akan tetapi, pada PPKM level 3 di periode 5-11 Oktober yang melonggar itu, tingkat kemacetan menjadi 37 persen.
ADVERTISEMENT
Kemudian, seiring dengan kasus corona di Indonesia yang konsisten menurun, beberapa tempat maupun transportasi umum pun kembali beroperasi. Sehingga dampak kemacetan tersebut berasal dari mobilitas warga Jakarta yang kini leluasa pergi ke tempat yang ingin mereka tuju.
Lantas seperti apa gambaran mobilitas warga DKI Jakarta saat ini? Tempat-tempat seperti apa yang kerap menjadi tujuan warga?
Ilustrasi GPS. Foto: Pixabay
Berdasarkan data Google Mobility Report, terdapat 6 tempat yang menjadi kategori mobilitas warga. Yaitu, retail dan rekreasi, toko bahan makanan dan apotek, taman atau pantai, tempat kerja, stasiun dan terminal, serta area permukiman.
Naik turunnya mobilitas tersebut tercatat terakhir oleh Google pada 8 Oktober 2021. Kemudian, mobilitas warga ditentukan dari 9 Juli, saat periode PPKM darurat berlaku pada 3 Juli – 20 Juli 2021 (baseline). Hal itu untuk menentukan titik pijakan, yaitu pada 9 Juli (Jumat) terhadap data 8 Oktober (Jumat). Tujuannya adalah untuk menunjukkan hasil median sebagai alat ukur.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, mobilitas masyarakat ke sektor retail seperti mal pada 8 Oktober ada di angka 1. Artinya, mobilitas ke tempat itu naik 1 persen dari nilai median periode 3 Januari-6 Februari 2020 atau saat situasi normal.
Grafik di bawah ini menggambarkan tren mobilitas dari hari ke hari. Acuannya adalah baseline tersebut. Kita bisa melihat pula, misalnya, mobilitas ke toko bahan makanan naik 9 persen dibanding PPKM darurat.
Hasilnya adalah sebagai berikut:
Perubahan Mobilitas untuk Retail dan Rekreasi (Naik 33%)
Data mobilitas masyarakat pada kategori ini menujukkan beberapa tempat. Yakni antara lain restoran, kafe, mal, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop.
Berdasarkan kurva di atas, mobilitas masyarakat ke berbagai lokasi tersebut mengalami kenaikan sebanyak 33 persen sejak 9 Juli lalu. Kenaikan ini merupakan yang paling besar. Hal tu mengindikasikan bahwa masyarakat kini menjadikan retail dan rekreasi seperti mal, bioskop, maupun kafe sebagai tujuan mereka.
ADVERTISEMENT
Perubahan Mobilitas untuk Toko Bahan Makanan dan Apotek (Naik 14%)
Pada kategori ini, tempat yang menjadi mobilitas utama masyarakat adalah tempat seperti pasar grosir, gudang makanan, toserba, toko makanan khusus, toko obat, dan apotek.
Berdasarkan kurva, mobilitas masyarakat ke beberapa lokasi tersebut memiliki kenaikan sebanyak 14 persen sejak 9 Juli lalu.
Perubahan Mobilitas Taman atau Pantai (Naik 29%)
Dalam kategori ini, mobilitas masyarakat mengarah pada tempat-tempat seperti taman nasional, pantai umum, marina, taman hewan peliharaan, lapangan terbuka, dan taman umum.
Kurva terkait mobilitas masyarakat ke lokasi tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 29 persen sejak 9 Juli. Hal itu terus mengalami kenaikan apabila berbanding dengan beberapa hari lalu.
Perubahan Mobilitas Tempat Kerja (Naik 22%)
ADVERTISEMENT
Tak jauh berbeda dengan kategori sebelumnya. Kategori tempat kerja juga mengalami kenaikan, yakni sebesar 22 persen.
Artinya, apabila dibandingkan dengan tanggal 9 Juli lalu sudah semakin banyak orang-orang yang bekerja dari kantor atau WFO.
Perubahan Mobilitas Stasiun dan Terminal (Naik 27%)
Kategori ini meliputi pusat transportasi umum misalnya stasiun KRL, kereta bawah tanah, bus, dan kereta api.
Berdasarkan kurva di atas, mobilitas masyarakat ke lokasi-lokasi tersebut telah mengalami kenaikan sebanyak 27 persen sejak 9 Juli lalu. Kenaikan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin antusias menjadikan transportasi umum sebagai mobilitas mereka.
Perubahan Mobilitas untuk Area Pemukiman (Turun 13%)
Kategori terakhir meliputi tempat seperti rumah atau apartemen. Berdasarkan grafik di atas, trennya terus mengalami penurunan. Contohnya, per tanggal 8 Oktober, mobilitas mengalami penurunan sebesar 13 persen.
ADVERTISEMENT
Penurunan mobilitas di kategori ini berbanding lurus dengan semakin tingginya mobilitas masyarakat ke tempat-tempat dalam 5 kategori sebelumnya. Antara lain seperti mal, pasar, tempat kerja, pantai, dan terminal.