Indeks Penularan Corona di DKI Naik Sejak 20 Mei, Saat Ini 1,07
ADVERTISEMENT
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tahap 3 di DKI Jakarta masih akan berlangsung hingga 4 Juni. Gubernur DKI Anies Baswedan menyebut, PSBB ketiga ini pertaruhan kesuksesan pengendalian pandemi corona di Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Apakah nanti ini PSBB penghabisan atau diperpanjang sangat tergantung angka-angka epidemiologi yang ada,” ungkap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat meninjau Stasiun MRT Bundaran HI, Selasa (26/5).
“Saat ini para ahli mengumpulkan data-data, memantau, insyaallah akhir pekan ini kita punya hasilnya, nanti akan disampaikan kepada masyarakat,” sambungnya.
Anies juga mengimbau masyarakat untuk tetap disiplin menjalankan protokol kesehatan. Menurutnya, baik atau tidaknya gambaran epidemiologi itu sangat bergantung pada perilaku masyarakat.
“Jakarta dua pekan ini adalah dua pekan penentuan. Kami berkepentingan untuk masyarakat taat disiplin, sehingga pada saat siklus 14 hari terakhir perpanjangan PSBB, tidak perlu diperpanjang,” katanya.
Namun, hingga kini Minggu (31/5) petang, Pemprov DKI belum mengumumkan data epidemiologi yang disebut Anies akan disetor akhir pekan ini.
ADVERTISEMENT
Nah, tapi kita bisa lihat salah satu data epidemilogi khususnya soal indeks penularan corona (Rt) di Jakarta melalui situs The Bonza.
Syarat utama suatu wilayah boleh menerapkan new normal angka Rt kurang dari 1 secara konsisten.
Seperti apa kondisi di Jakarta beberapa hari ke belakang?
Dilihat dari situs The Bonza, Rt corona di DKI masih di atas 1 pada 30 Mei, tepatnya 1,07. Artinya, masih ada peluang 1 orang menulari 1 orang lainnya.
Kabar yang lebih kurang menggembirakan, Rt corona di DKI terus menanjak sejak 2o Mei. Saat itu angka Rtnya 0,93.
Lihat grafik di bawah ini:
Juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan, pertumbuhan angka kasus harian corona di DKI statis. Pertumbuhan harian yang masih di atas 100 kasus, kata dia, didominasi kedatangan pekerja migran Indonesia yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta.
ADVERTISEMENT
Sementara itu menurut ahli epidemiologi Universitas Indonesia Pandu Riono, kasus pekerja migran tidak berdampak ke indeks penularan corona di DKI.
"(Kasus pekerja migran, -red). Itu bukan data DKI, kalau dihitung Rt itu dipisahkan," ungkap Pandu kepada kumparan.
Ia menilai, kalau Rt corona di DKI murni kasus yang terjadi di wilayah administrasi Ibu Kota.
Ya, kalau pekerja migran itu semuanya dimasukkan ke data DKI bisa mengacaukan," ungkapnya.
---
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.