India Bakal Diterjang Gelombang Panas Lebih Banyak

1 April 2025 16:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan berjalan dengan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari, pada hari musim panas saat gelombang panas di Amritsar (10/6/2024). Foto: NARINDER NANU / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan berjalan dengan payung untuk melindungi diri dari sinar matahari, pada hari musim panas saat gelombang panas di Amritsar (10/6/2024). Foto: NARINDER NANU / AFP
ADVERTISEMENT
Sebagian besar wilayah di India akan mengalami heatwave (gelombang panas) pada musim panas tahun ini dengan suhu rata-rata di atas normal.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari BBC, Selasa (1/4), Kepala Badan Meteorologi India Mrutyunjay Mohapatra mengungkapkan sejumlah negara bagian akan menghadapi heatwave lebih sering beberapa hari dari biasanya tahun ini.
Ratusan orang tewas setiap tahun di India karena gelombang panas. Sektor seperti pertanian juga terdampak karena kurangnya persediaan air.
Pada 2024, hari terpanas di India tercatat pada 28 Mei dengan suhu 50,5 celcius di Churu, Rajasthan. Laporan Heat Watch pada 2024 mengungkapkan 733 orang tewas di 17 negara bagian tewas karena heatstroke antara Maret dan Juni 2024.
Tahun ini, negara bagian seperti Uttar Pradesh, Jharkhand, Chhattisgarh, dan Odisha akan mengalami heatstroke setidaknya dalam 10 sampai 11 hari.
Seorang pria menyemprotkan air dingin ke wajahnya dari toples air saat gelombang panas di Ahmedabad, India, 29 Mei 2024. Foto: Reuters/Amit Dave
"Dari April hingga Juni, sebagian besar wilayah utara dan timur India, pusat India, dan dataran di India barat laut diprediksi akan menghadapi heatwave 2 hingga 4 hari lebih banyak dari normal," kata Mohapatra.
ADVERTISEMENT
Tahun lalu, Mohapatra juga memperingatkan heatwave di India dapat lebih sering terjadi jika tidak ada tindakan yang diambil untuk menangani kondisi ekstrem ini.
India adalah penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia, yang sangat bergantung pada batu bara untuk menghasilkan listrik untuk memenuhi kebutuhan.
"Aktivitas manusia, meningkatnya populasi, industrialisasi dan mekanisme transportasi menyebabkan peningkatan konsentrasi karbon monoksida, metana, dan kloro karbon," ujarnya tahun lalu.
"Kita tidak hanya membahayakan diri sendiri, tapi juga generasi mendatang," lanjutnya.