India Pakai Vaksin Covaxin Hanya untuk Usia 15-18 Tahun

28 Desember 2021 3:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja sanitasi, Manish Kumar, bersiap menerima dosis COVAXIN Bharat Biotech di All India Institute of Medical Sciences ( AIIMS) di New Delhi, India, Sabtu (16/1). Foto: Adnan Abidi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja sanitasi, Manish Kumar, bersiap menerima dosis COVAXIN Bharat Biotech di All India Institute of Medical Sciences ( AIIMS) di New Delhi, India, Sabtu (16/1). Foto: Adnan Abidi/REUTERS
ADVERTISEMENT
India mengatakan, vaksin Covaxin hanya akan diberikan kepada mereka yang berusia 15 hingga 18 tahun. Vaksin itu dikembangkan oleh Bharat Biotech, India.
ADVERTISEMENT
"Ini (Covaxin) adalah satu-satunya vaksin dengan daftar penggunaan darurat untuk kelompok usia 15-18," kata Kementerian Kesehatan India dikutip dari Reuters, Selasa (28/12).
Namun, tidak dijelaskan secara rinci mengapa India hanya menggunakan Covaxin untuk mereka yang berusia 15-18 tahun.
Covaxin merupakan vaksin ketujuh yang didukung oleh WHO setelah dua vaksin mRNA Pfizer-BioNTech dan Moderna, vaksin vektor adenovirus yang dikembangkan AstraZeneca dan Johnson & Johnson serta vaksin dengan virus inaktif buatan China Sinovac Biotech dan Sinopharm.
Sementara vaksinasi anak, akan mulai dilakukan 3 Januari. Termasuk dengan teknis vaksinasi anak.
Terkait dengan kasus COVID-19, kini rata-rata kasus harian di India sekitar 6.642 kasus. Jumlah itu hanya sekitar 2 persen dari lonjakan akibat varian Delta pada 9 Mei.
ADVERTISEMENT
Tapi, India melaporkan penularan varian Omicron kini semakin meluas. Tercatat kini ada 400 kasus Omicron dan tersebar di 17 negara bagian India.
Perdana Menteri India Narendra Modi telah meminta agar vaksinasi dipercepat. Sekitar 90 persen dari total 944 juta populasi yang memenuhi syarat telah menerima dosis pertama. Sedangkan 62 persen telah menerima dua dosis.
Selain itu, Pemerintah India memberikan suntikan booster atau suntikan ketiga. Namun, hanya tenaga kesehatan dan mereka yang berada di garis depan penanganan COVID-19 yang diberikan booster.