India-Pakistan Bersitegang Gara-gara Pembantaian Puluhan Turis di Kashmir

24 April 2025 11:15 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan India (BSF). Foto: Dibyangshu Sarkar/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Pasukan Keamanan Perbatasan India (BSF). Foto: Dibyangshu Sarkar/AFP
ADVERTISEMENT
Ketegangan dua negara bertetangga, India dan Pakistan, memuncak akibat teror berdarah di Kashmir pada Selasa (22/4). India bahkan memutuskan menghentikan sejumlah perjanjian dengan Pakistan.
ADVERTISEMENT
Mulai Rabu (23/4), India tak akan lagi memberikan air ke Pakistan. Warga Pakistan turut dilarang masuk ke India. Pemerintah India juga mengumumkan penurunan hubungan diplomatik dengan Pakistan.
Menteri Pertahanan India Rajnath Singh menyatakan, pelaku serangan terhadap para turis itu akan menghadapi respons cepat. Kejadian pembantaian terhadap turis di Kashmir menewaskan 26 orang.
Personel Pasukan Keamanan Perbatasan India dan Pasukan Pakistan dalam upacara Pemukulan Beating di Kashmir, Kamis (15/8). Foto: Kashmir
Kelompok radikal di Kashmir mengaku bertanggung jawab atas peristiwa paling berdarah terhadap turis di Kashmir tersebut.
Adapun Menlu India Vikram Misri setelah mengumumkan penurunan status diplomatik, mengungkap India menggelar pertemuan keamanan khusus membahas serangan di Kashmir. Pertemuan itu membahas seperti apa respons yang bakal diambil.
“Kami menangguhkan perjanjian air Indus sampai Pakistan secara kredibel menarik dukungan terhadap terorisme lintas batas,” ucap Misri seperti dikutip dari The Guardian.
ADVERTISEMENT
PM Pakistan Shehbaz Sharif menolak tuduhan pemerintahnya terlibat serangan. Sharif menggelar pertemuan komite keamanan pada Kamis (24/4) untuk membahas serangan Kashmir.
Sementara itu, kelompok di balik teror tersebut The Kashmir Resistance menyatakan puluhan orang yang mereka bunuh bukan turis. Mereka mengeklaim para korban jiwa terkait erat dengan badan keamanan India.