Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Indikator: 32% Masyarakat Tolak Booster, 45% Tolak Vaksin Anak 3-12 Tahun
20 Februari 2022 15:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei nasional bertajuk 'Sikap Publik terhadap Omicron, Vaksin Booster , Pembelajaran Tatap Muka, dan Protokol Kesehatan'. Salah satu yang dikaji yakni terkait vaksinasi booster dan vaksinasi anak usia 3-12 tahun.
ADVERTISEMENT
Hasil survei menyebutkan bahwa 32.2 persen masyarakat tidak setuju terhadap rencana pemberian vaksin ketiga sebagai booster, sedangkan 61.5 persen setuju.
Persentase ketidaksetujuan terlihat menurun apabila dibandingkan dengan survei Desember 2021 lalu, di mana terdapat 54.8 persen masyarakat tidak setuju dan 41.7 persen masyarakat setuju divaksin booster.
“Pada Desember 2021, mayoritas tidak setuju dengan kebijakan vaksin booster. Pada Januari-Februari (2022), mayoritas sebaliknya,setuju vaksin booster,” ucap Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, Minggu (20/2).
Sedangkan vaksinasi usia 3-12 tahun masih menimbulkan perdebatan di masyarakat. Hal ini terbukti karena selisih responden yang tidak setuju dan setuju cenderung tipis, yakni sebesar 45.1 persen dan 48.7 persen.
Namun, angka tersebut dinilai mengalami penurunan dibandingkan survei Desember 2021 yang menyimpulkan bahwa 63.2 persen masyarakat tidak setuju vaksin anak usia 3-12 tahun, dan 34.2 setuju.
“Pada Desember 2021, mayoritas tidak setuju dengan pemberian vaksin untuk anak 3-12 tahun. Pada Januari-Februari (2022), kebanyakan setuju pemberian vaksin untuk anak 3-12 tahun,” sebutnya.
ADVERTISEMENT
Survei ini dilaksanakan 15 Januari-17 Februari 2022 dengan melibatkan 626 responden yang mengisi kuesioner secara online. Kriteria responden adalah mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah dan memiliki akses internet melalui smartphone ketika survei dilakukan.
Pemilihan sampel dilakukan melalui kombinasi tiga metode yakni stratified multistage sampling, double sampling, dan random digit dialing. Sedangkan toleransi kesalahan (margin of error) survei ini sekitar sekitar ±4.0% pada tingkat kepercayaan 95%.