Indikator: Publik Nilai Pemberantasan Korupsi di Pemerintahan Jokowi Buruk

27 Oktober 2024 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi KPK. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi KPK. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Lembaga survei nasional Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei terbaru mengenai bagaimana gambaran masyarakat Indonesia menilai kondisi pemberantasan korupsi.
ADVERTISEMENT
Survei ini diambil dalam kurun waktu 10-15 Oktober 2024, atau kurang lebih sepekan sebelum kekuasaan beralih ke tangan Presiden RI ke 8, Prabowo Subianto 20 Oktober 2024 lalu.
Survei ini dilakukan terhadap 1200 sampel yang sudah berusia 17 tahun atau lebih atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Hasilnya, mayoritas atau sebanyak 35,2 persen masyarakat menilai kondisi pemberantasan korupsi di pemerintahan Presiden Jokowi buruk hingga sangat buruk.
Survei nasional Indikator periode 10-15 Oktober 2024 soal kondisi pemberantasan korupsi. Foto: YouTube/ Indikator Politik Indonesia
“Kalau kita jumlah kan, buruk sangat buruk ini lebih banyak dibandingkan penilaian baik sangat baik ataupun sedang,” ungkap Peneliti Utama Indikator, Rizka Halida, dalam paparannya, Minggu (27/10).
Adapun rincian hasil survei yang diperoleh Indikator adalah 30,5 persen masyarakat menilai keadaan pemberantasan korupsi baik hingga sangat baik, sementara 30,1 menilai sedang.
ADVERTISEMENT
Sedangkan 4,2 persen lainnya menjawab tidak tahu atau tidak menjawab sama sekali.
Meski begitu, saat melihat tren pemberantasan korupsi terbaru ini justru mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan hasil survei di bulan September.
Survei nasional Indikator periode 10-15 Oktober 2024 soal kondisi pemberantasan korupsi. Foto: YouTube/ Indikator Politik Indonesia
“Penilaian baik cenderung naik dibandingkan survei September,” katanya.
Jika melihat trennya di bulan September hanya ada 26.0 persen masyarakat menilai kondisi pemberantasan korupsi di pemerintahan Jokowi baik.
Angka persepsi negatifnya juga lebih tinggi yakni 37.7 menilai buruk.
Survei Indikator menggunakan metode multistage random sampling. Dalam survei ini jumlah sampel sebanyak 1200 orang.
Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error-MoE) sekitar +2.9% pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh Provinsi di Indonesia yang terdistribusi secara proporsional. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.Lembaga Survei Indikator juga melakukan quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih atau spot check.
ADVERTISEMENT