Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

ADVERTISEMENT
Indonesia melalui Aqsa Working Group dan Maemuna Center Indonesia akan membangun rumah sakit untuk ibu dan anak di Gaza. Ini tindak lanjut penggalangan dana yang dilakukan Kemlu dengan tema Indonesia Untuk Palestina, Solidaritas, Aksi Nyata dan Harapan Baru pada 26 Februari lalu.
ADVERTISEMENT
Ketua Presidium Aqsa Working Group (AWG) M. Anshorullah mengatakan, ide membangun rumah sakit ibu dan anak muncul karena 60% korban tewas serangan Israel adalah perempuan dan anak-anak.
"Maka ide pembangunan rumah sakit ibu dan anak ini sangat relevan dan sangat dibutuhkan untuk kesehatan di Gaza. Karena di daerah itu populasinya sangat padat penduduk. Mayoritas penduduknya adalah perempuan dan anak-anak maka fasilitas ini sangat diperlukan," kata Anshorullah di Kemlu, Jakarta, Jumat (14/3).
Anshorullah berterima kasih kepada Kemlu RI yang mengajak organisasi filantropi berkolaborasi menggalang dana untuk membangun fasilitas yang diperlukan bagi warga Gaza.
"Saya ingin sampaikan bahwa rencana kami yang terdekat untuk membuktikan keseriusan kami, kami akan segera memberangkatkan tim advance yang akan kami tugaskan untuk melakukan kerja-kerja administrasi di sana dengan MOH, Ministry of Health di Gaza sekaligus melakukan groundbreaking di sana dalam waktu yang secepatnya. Mudah-mudahan tidak ada halangan kami akan memberangkatkan di awal bulan syawal setelah Lebaran," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia pun mengajak semua elemen masyarakat untuk membantu rekonstruksi di Gaza. Menurutnya, sekecil apa pun bantuan yang diberikan akan memberikan dampak yang sangat besar bagi warga Gaza.
"RSIA akan menjadi tanda cinta kita, bangsa Indonesia, untuk Palestina di Gaza," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Direktur Timur Tengah Kemlu Ahrul Tsani Fathurrahman mengatakan, Gaza masih menghadapi krisis kemanusiaan yang multidimensi, khususnya setelah fase pertama gencatan senjata selesai.
Kemudian sampai saat ini masih belum lanjut proses negosiasi untuk fase keduanya, bahkan kondisi terakhir juga diperparah dengan kebijakan Israel yang kembali menutup pintu perbatasan. Sehingga krisis kemanusiaan ini semakin berat bagi saudara-saudara kita yang ada di Gaza," kata Ahrul.
Apalagi, dibutuhkan biaya besar untuk merekonstruksi Gaza. Dalam dokumen yang dirilis Mesir, dana yang dibutuhkan sekitar USD 53 miliar untuk membangun kembali Gaza yang akan dibagi dalam 3 tahapan rekonstruksi.
ADVERTISEMENT
"Sehingga dengan kebutuhan dana USD 53 miliar itu tentunya dana-dana yang sangat besar yang tidak mungkin bisa ditanggung oleh satu dua negara. Di situ tentunya kita sepakat bahwa Indonesia harus hadir dalam bentuk apa pun untuk mendukung upaya internasional dalam membantu proses rekonstruksi di Gaza," jelasnya.
Ahrul pun menyampaikan pesan Wamenlu Anis Matta yang mengatakan sebagai negara dengan mayoritas muslim terbesar di dunia, Indonesia diharapkan memberikan andil besar dalam rekonstruksi Palestina.
"Pesan Pak Wamen saat waktu peluncuran kampanye nasional itu bagaimana bantuan dari Indonesia itu merupakan suatu kesatuan dari bangsa Indonesia yang merupakan bangsa besar, dengan jumlah mayoritas Muslim terbesar tentunya kita harus mengambil tanggung jawab lebih besar untuk membantu saudara Muslim kita lain di Gaza atas nama nilai-nilai keislaman kita, nilai-nilai kemanusiaan kita juga," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Rumah sakit ibu dan anak akan dibangun di atas tanah wakaf seluas 5.000 meter persegi yang diberikan Kemenkes Palestina. Rencananya rumah sakit akan terdiri dari 4 lantai dengan total luas bangunan mencapai 10.310 meter persegi.
Pembiayaan rumah sakit ditaksir mencapai Rp 402 miliar. Dana yang terkumpul dari kampanye Indonesia untuk Palestina: Solidaritas, Aksi Nyata, dan Harapan Baru sejak 26 Februari lalu sebesar Rp 201 miliar.
Hadir juga mantan Menkes sekaligus pembina Maemuna Center Indonesia Siti Fadilah Supari dan Ketua Maemuna Center Indonesia Onny Firyanti Hamidi.